REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz terbang ke Washington untuk melakukan pembicaraan tentang kekuatan kualitatif militer Israel di Timur Tengah setelah normalisasi dengan Uni Emirat Arab (UEA). Sejak kesepakatan normalisasi, UEA menyatakan keinginannya untuk membeli pesawat tempur F-35 dan persenjataan canggih buatan Amerika Serikat (AS) lainnya.
Seperti diketahui, Israel adalah satu-satunya sekutu AS di Timur Tengah yang memiliki armada pesawat jet tempur siluman F-35. Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menentang penjualan pesawat tempur F-35 ke negara lain di kawasan Timur Tengah termasuk ke negara Arab yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Namun, Netanyahu telah melunakkan sikapnya dan mempercayai AS untuk memastikan keunggulan militer Israel di Timur Tengah.
Selama berada di Washington, Gantz dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper dan pejabat tinggi Pentagon lainnya. Pertemuan itu akan membahas bagaimana mempertahankan keunggulan kualitatif Israel, kerja sama keamanan untuk mengurang ekspansi Iran di kawasan, termasuk kerja sama pengadaan alat-alat pertahanan.
Gantz awalnya menyatakan keprihatinan tentang keinginan UEA untuk mendapatkan pesawat jet F-35. Namun, hal ini tidak dapat mengubah hak AS untuk menjual persenjataan mereka kepada UEA.
"Ini adalah hak prerogatif Amerika, bukan hak prerogatif Israel untuk memutuskan kepada siapa akan menjual (F-35)," kata Gantz dilansir Times of Israel, Selasa (22/9).
Israel secara terbuka menentang AS yang menjual senjata canggih kepada para pesaingnya dengan alasan mereka perlu mempertahankan supremasi militernya. UEA, khususnya, telah menginginkan pesawat F-35 selama bertahun-tahun. Pejabat senior UEA berharap bisa lebih mudah mendapatkan jet tempur F-35 karena telah menjalin hubungan terbuka dengan Israel.
"Seluruh gagasan tentang keadaan berperang atau perang dengan Israel sudah berakhir, jadi saya pikir seharusnya lebih mudah (untuk membeli jet tempur)," kata pejabat senior UEA Anwar Gargash.