Rabu 23 Sep 2020 15:32 WIB

Menteri ESDM: Potensi Energi Surya Ada 200 GW

Minimnya investasi energi surya disebabkan oleh mahalnya biaya yang harus dikeluarkan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat ini pemerintah tengah fokus mengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk mengejar target bauran energi 23 persen pada 2025 mendatang.
Foto: Thoudy Badai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat ini pemerintah tengah fokus mengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk mengejar target bauran energi 23 persen pada 2025 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan saat ini pemerintah tengah fokus mengembangan energi baru terbarukan (EBT) untuk mengejar target bauran energi 23 persen pada 2025 mendatang. Beberapa sumber energi alternatif yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, yaitu seperti energi surya. 

Arifin mengatakan, saat ini pemerintah tengah menundang para investor panel untuk bisa menanamkan modal ke Indonesia karena potensinya yang masih besar. Kapasitas energi surya di Indonesia bisa sampai 200 gigawatt (GW).

Baca Juga

"Ini menarik untuk dikembangkan ditengah kampanye energi bersih," ujar Arifin dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (23/9).

Arifin menegaskan, hal yang paling penting dari pemanfaatan EBT ini adalah udara bersih yang menjadi modal untuk kesehatan generasi jangka panjang. "Sehingga dari sekarang harus kita pikirkan bagaimana kita bisa memanfaatkan SDA (sumber daya alam) yang kita miliki memang bisa menciptakan udara bersih," kata dia.

Dia mengakui, biaya yang dikeluarkan untuk pemanfaatan EBT akan cukup besar. Namun, jika hal tersebut tidak segera dilakukan, dikhawatirkan Indonesia akan selalu bergantung pada energi fosil.

"Dan kita akan selalu ketinggalan di sektor industri karena persyaratan ke depan mungkin akan lebih ketat lagi untuk melakukan importasi dengan energi tertentu," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement