REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China melarang masuk dua akademisi Australia "anti-China" di tengah ketegangan yang meningkat antara Beijing dan Canberra. Demikian disampaikan surat kabar Global Times pada Kamis, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.
Surat kabar itu, yang diterbitkan oleh media resmi Partai Komunis China yang berkuasa People's Daily, mengidentifikasi kedua akademisi Australia tersebut sebagai Clive Hamilton dan Alex Joske.
Global Times juga menyebutkan bahwa keputusan itu diambil pemerintah China setelah Australia mencabut visa dua orang akademisi China atas "dugaan penyusupan" pada awal September. Pihak Australia belum dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Hubungan Australia dan China menjadi tegang karena berbagai masalah, mulai dari sengketa perdagangan hingga seruan Australia untuk penyelidikan internasional tentang asal-usul virus Corona baru yang pertama kali ditemukan di China akhir tahun lalu.
Dalam sebuah buku yang diterbitkan pada 2018, Hamilton, yang adalah seorang profesor etika publik di Universitas Charles Sturt di Canberra, menuduh Partai Komunis China melakukan kampanye untuk memberikan pengaruh dalam politik dalam negeri Australia.
Sementara Joske adalah seorang analis di Institut Kebijakan Strategis Australia, yang oleh Global Times disebut "terkenal karena mengaduk-aduk propaganda anti-China dan mengarang isu-isu anti China."