REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perjalanan kesufian Ibnu Arabi tak lepas dari berbagai perjalanan keilmuan dan spiritual yang dilaluinya. Usai menulis kitab At-Tajalliyat di Aleppo, Ibnu Arabi melanjutkan perjalanan ke Baghdad dan bertemu dengan Syihabuddin Umar As-Suhrawardi.
Dalam kitab Syajarah Al-Kawn karya Ibnu Arabi yang di-tahqiq KH Zainul Maarif dijelaskan, usai pertemuan sekitar satu jam antara Ibnu Arabi dan Sufi Syihabuddin di Baghdad itu mereka berpisah. Masing-masing dari mereka pun diminta berkomentar tentang rekan dialognya.
Maka Ibnu Arabi yang memiliki nama asli Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Hatim Ath-Tha’i ini menyebut bahwa Syihabuddin Suhrawardi dengan kalimat: “Dari ujung rambut hingga ujung kakinya penuh sunnah.”
Sedangkan Syihabuddin Suhrawardi menyebut Ibnu Arabi sebagai sosok yang diibaratkan sebagai lautan hakikat. Perkataan sufi yang satu ini memang tidak berlebihan. Setidaknya hakikat yang terpancar dari sosok Ibnu Arabi ini dapat dibuktikan dari produktivitas serta hikmah (ilmu) dari karya-karya yang ditulisnya.
Diketahui, semasa hidupnya, Ibnu Arabi telah menulis ratusan judul kitab yang menjadi rujukan para ulama. Hal ini membuktikan bahwa perjalanan Ibnu Arabi yang berpindah-pindah tempat dalam menuntut ilmu ini bukan hanya perjalanan yang dapat dimaknai secara fisik belaka, namun juga spiritual. Di situlah hakikat dari seorang sufi sepertinya terpancar.