REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika hujan turun, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh kepada umat manusia bagaimana harusnya bersikap. Hujan dikenal dalam Islam sebagai sebuah rahmat, maka jangan sampai paradigma kita terhadap hujan berkonotasi negatif.
Imam Syafii dalam kitabnya Al-Umm menjelaskan bahwa telah sampai riwayat kepada beliau bahwa Nabi Muhammad SAW berhujan-hujanan ketika hujan baru turun sampai air membasahi tubuh beliau.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, suatu ketika hujan turun dari langit lalu dia berkata kepada pembantunya: “Keluarkanlah tempat tidur dan tungganganku agar terkena hujan.”
Maka Abu Jauza berkata kepada Ibnu Abbas: “Mengapa engkau melakukan hal itu?”. Ibnu Abbas pun menjawab: “Tidakkah engkau membaca Alquran: ‘Dan Kami telah menurunkan dari langit air yang berkah?’ Oleh karena itu aku suka berkah itu mengenai tempat tidur dan tungganganku.”
Dalam kitab Shahih Bukhari, hadits bernomor 1032 berbunyi:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا رَأَى المَطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا “Anna Rasulullah SAW kaana idza ra’a al-mathara qala: Allahumma shayyiban naafi’an.”
Yang artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat turunnya hujan, beliau berdoa: 'Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat (Allahumma shayyiban naafi’an).”
Maka sangat dianjurkan sekali bagi umat Muslim untuk membaca doa tersebut ketika hujan turun membasahi bumi. Semoga hujan yang turun dan dilimpahkan Allah tersebut dapat menjadi rahmat yang menggenapi kehidupan manusia dan lingkungan di bumi. Wallahu a’lam.