REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdullah bin Salam adalah salah satu ulama Yahudi yang kemudian masuk Islam. Ia mengetahui betul Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib adalah Nabi akhir zaman.
Sebab hal itu telah dijelaskan dalam kitab Taurat. Ia pun bersaksi atas kerasulan Nabi Muhammad dan memeluk Islam.
Sejatinya di mata orang-orang Yahudi, Abdullah bin Salam sangat disegani, dihormati dan dianggap orang yang paling mengerti Taurat. Tetapi, itu semua berubah ketika orang-orang Yahudi mengetahui Abdullah bin Salam memeluk Islam.
Satu waktu, Abdullah bin Salam pernah berkata kepada Rasulullah bahwa orang-orang Yahudi itu adalah pendusta. Menurutnya, bila orang Yahudi mengetahui keislaman dirinya, maka orang-orang Yahudi itu akan melemparkan berbagai tuduhan padanya.
Singkat kisah, dalam sebuah ruangan, Rasulullah bertanya kepada orang-orang Yahudi mengenai sosok Abdullah bin Salam di mata orang-orang Yahudi. Kemudian orang-orang Yahudi itu pun menjawab Abdullah bin Salam adalah orang yang paling alim, keturunan dari orang alim, dan orang yang paling baik di antara mereka.
Setelah itu, Rasulullah pun kembali bertanya kepada orang-orang Yahudi itu tentang bilamana mereka mengetahui Abdullah bin Salam memeluk Islam. Orang-orang Yahudi itu pun berdoa agar hal itu tidak terjadi pada Abdullah bin Salam.
Abdullah bin Salam pun muncul dihadapan orang-orang Yahudi itu lalu mengucapkan dua kalimat syahadat. Reaksi orang-orang Yahudi itu pun berbeda dari sebelumnya yang selalu memuji-muji Abdullah bin Salam.
Tiba-tiba salah satu diantara orang Yahudi mencacinya dan menyebut Abdullah bin Salam sebagai orang yang paling jahat dan anak dari orang yang paling jahat. Bertubi-tubi, orang-orang Yahudi itu terus menyerang Abdullah bin Salam yang telah memutuskan memeluk Islam.
Kisah ini dirangkum penulis dari buku Cahaya Abadi Muhammad Kebanggaan Umat Manusia karya Fethullah Gulen. Dapat ditemukan redaksi lengkapnya dalan Al Anbiya, Al Bukhari atau Manaqib Al Anshar atau Al Musnad Imam Ahmad 3/108, 271, 272.
"Peristiwa di atas menjelaskan dengan gamblang betapa ternyata kaum Yahudi sangat mengenal Rasulullah. Tapi sayangnya kedengkian yang mereka miliki telah menghalangi mereka untuk beriman," kata Fethullah Gulen dalam bukunya itu.