REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH - Arab Saudi pada Senin (28/9) menyatakan pihaknya telah menghancurkan sel teroris yang dibina oleh Pengawal Revolusi Iran. Dikutip dari Arab News, juru bicara Kepresidenan Keamanan Negara mengatakan ada 10 anggota sel ditangkap.
Tiga dari mereka yang ditangkap telah menerima pelatihan militer dan lapangan dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran. Sementara sisanya disebut terkait dengan sel tersebut melalui berbagai peran.
Juru bicara itu mengatakan identitas para tersangka tidak akan diungkapkan saat ini untuk kepentingan penyelidikan. Mereka berasal dari sel yang dibangun antara Oktober hingga Desember 2017.
Pelatihan mereka berlangsung di dua lokasi yang tidak dilaporkan lebih lanjut. Mereka mendapatkan bimbingan, termasuk latihan lapangan dan membuat bahan peledak.
Operasi keamanan tersebut juga menyita sejumlah besar senjata, bahan peledak, bahan kimia, dan perangkat elektronik. Terdapat pula peralatan dari sebuah rumah dan peternakan.
Pernyataan itu juga menyebutkan bahwa senjata dan bahan peledak disita dari dua tempat berbeda, yakni di rumah dan di kebun, di Arab Saudi. Negara Teluk Arab tersebut merupakan pengekspor minyak terbesar dunia sekaligus sekutu utama Amerika Serikat.
Arab Saudi, yang mayoritas berpenduduk Muslim Sunni, dan Iran, mayoritas Syiah, terlibat dalam sejumlah perang proksi di kawasan, termasuk di Yaman.
Riyadh menuding Iran atas serangan rudal dan drone di fasilitas minyak kerajaan tersebut tahun lalu. Namun tuduhan itu ditepis oleh Teheran.
Arab Saudi mengatakan telah menghancurkan sel-sel teroris, termasuk anggota yang dilatih di Iran, Senin (28/9). Tempat tersebut ditemukan pekan lalu selama pemantauan keamanan.
Laporan kantor berita SPA menyatakan pihak berwenang Saudi akan melakukan penyelidikan terhadap semua tersangka. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang kegiatan mereka dan orang-orang yang telah mereka hubungi, baik di dalam maupun di luar Kerajaan.