Selasa 29 Sep 2020 17:52 WIB

Rusunawa Unsil Digunakan untuk Isolasi Pasien tanpa Gejala

Ruang isolasi rumah sakit di Kota Tasikmalaya sudah penuh terisi oleh pasien Covid-19

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Pasien positif Covid-19 tanpa gejala mulai menempati Rusunawa Unsil di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/9).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pasien positif Covid-19 tanpa gejala mulai menempati Rusunawa Unsil di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Selasa (29/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya kembali mengaktifkan rumah susun sewa (rusunawa) Universitas Siliwangi di Kecamatan Tamansari untuk menampung pasien positif Covid-19. Hal ini disebabkan ruang isolasi rumah sakit di Kota Tasikmalaya sudah penuh terisi oleh pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, dari ruang isolasi di rumah sakit itu seharusnya hanya untuk menampung pasien dengan gejala sedang hingga berat. Namun, saat ini semua ruangan isolasi di rumah sakit sudah terisi penuh. Ketika ada pasien yang memiliki gejala sedang hingga berat, pasien akan kesulitan mendapatkan penanganan.

"Saat ini sudah penuh kondisinya, karenanya kita buka di rusunawa untuk isolasi (pasien tanpa gejala dan gejala ringan)," kata dia, Selasa (28/9).

Mulai Selasa, pasien tanpa gejala atau dengan gejala yang dirawat di rumah sakit akan dipindahkan ke Rusunawa Unsil. Sebab, ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit tak boleh dalam kondisi penuh, untuk mengantisipasi timbulnya pasien dengan gejala mendapat perawatan.

Uus mengatakan, secara aturan, pasien positif tanpa gejala atau dengan gejala ringan sebenarnya dapat melakukan isolasi mandiri. Namun, melakukan isolasi mandiri juga harus mempertimbangkan berbagai aspek lainnya.

"Kita harus berhitung jangan sampai ada penularan yang tak disadari kalau isolasi mandiri. Apalagi, Kota Tasik adalah wilayah padat penduduk. Itu punya risiko penularan lebih cepat," kata dia.

Ia menyampaikan, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya pernah beberapa kali membiarkan pasien tanpa gejala melakukan isolasi mandiri. Namun, lantaran kesadaran menerapkan protokol kesehatan masih rendah, justru timbul klaster keluarga.

Dikhawatirkan, jika dilakukan isolasi mandiri, akan muncul klaster keluarga. Jika itu dibiarkan, akan menjadi klaster komunitas dan berujung ke karantina mikro.

"Ujungnya, kalau ada karantina mikro, akan membenani anggaran lebih besar," kata dia.

Uus menjelaskan, di Rusunawa Unsil terdapat 80 tempat tidur yang tersedia. Namun, hanya 50 tempat tidur yang akan digunakan oleh pasien. Sisanya akan digunakan untuk tenaga kesehatan.

Pada Selasa sore, terdapat sekira 33 pasien yang masuk ke Rusunawa Unsil. Para pasien tanpa gejala itu dibawa oleh ambulans secara beriringan.

Ia berharap dibukanya Rusunawa Unsil untuk tempat isolasi dapat menampung pasien Covid-19 di Kota Tasikmalaya. Jika kasus terus bertambah, Pemkot Tasikmalaya menyatakan siap gunakan hotel hingga gelanggang olahraga di kompleks Dadaha untuk dijadikan sebagai tempat isolasi.

"Yang penting masyarakat terlayani, pemutusan mata rantai bisa maksimal. Bila perlu sekolah kita pakai. Karena belum ada KBM tatap muka," kata dia.

Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan skenario terburuk jika kasus Covid-19 terus meningkat. Bahkan, jika diperlukan, pihaknya akan membuat tempat isolasi darurat di GOR Dadaha, hotel, dan fasilitas milik pemerintah lainnya.

"Kita juga sudah berkoordinasi dengan pihak Lanud Wiriadinata Tasikmalaya, yakni bangunan bekas PT Dahana untuk dijadikan juga RS darurat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement