REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Arema FC memanfaatkan penundaan Liga 1 untuk memberi waktu Carlos Oliviera yang menggantikan Mario Gomes beradaptasi.
"Kami berharap kami masih memiliki cukup waktu untuk beradaptasi dan menyiapkan tim dengan lebih baik sebelum kompetisi bergulir," kata Media Officer Arema FC Sudarmaji di Malang, Kamis (1/10).
Tetapi Sudarmaji menilai penundaan itu membuat manajemen prihatin karena upaya mengampanyekan protokol kesehatan dan hidup sehat, termasuk menggerakkan potensi ekonomi lewat sepak bola, menjadi terhambat.
Dia mengatakan banyak pihak tergantung dari bergulirnya sepak bola, tidak hanya pengelola, tapi juga keluarga pemain, pelatih, ofisial dan karyawan klub.
Menurut dia, semua menyadari COVID-19 mengancam kehidupan, namun patuh dan disiplin seharusnya menjadi jalan tengah yang bisa dijalankan.
Untuk itu Arema menyambut baik arahan Satgas Nasional Penanganan COVID-19 yang memberikan izin menggelar lagi Liga 1 dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan.
"Kami sangat berharap ada pola komunikasi yang dibangun, yakni memberi ruang saran dan masukan kepada kepolisian dan stake holder sepak bola kita terkait jalan tengah dan solusi agar kepentingan banyak pihak bisa berjalan," kata Sudarmaji.
Sudarmaji menilai kerugian paling besar dari penundaan itu adalah bagaimana mimpi publik melihat sepak bola menjadi hiburan di tengah melawan COVID-19 pupus seketika.
"Publik harus kembali diyakinkan agar sepak bola kita mampu berproses untuk bisa berprestasi kembali lewat kompetisi," kata dia.
Sudarmaji mengaku akan berdiskusi dengan tim pelatih dan pemain mengenai program selanjutnya, termasuk menunggu arahan PSSI dan LIB.
Arema FC semula dijadwalkan menjamu Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu 3 Oktober 2020.
Menjelang laga ini, Singo Edan kedatangan pemain asing anyar dari Brasil, Caio Ruan Lino Freitas, yang mengisi posisi Matias Malvino.