Jumat 02 Oct 2020 03:40 WIB

DKI Gandeng Swasta Olah Sampah Bantargebang

Sampah di Bantargebang akan diolah oleh pihak swasta sebagai energi terbarukan.

Foto Aerial Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019). Pemprov DKI Jakarta menggandeng pihak swasta untuk mendukung kegiatan penambangan sampah (landfill mining) pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Foto Aerial Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/11/2019). Pemprov DKI Jakarta menggandeng pihak swasta untuk mendukung kegiatan penambangan sampah (landfill mining) pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggandeng pihak swasta untuk mengolah sampah di Tempat Pengelolaan Sampah Terbarukan (TPST) Bantargebang. Lewat kerja sama itu, sampah akan diolah menjadi energi terbarukan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warihdi Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut memperlihatkan keseriusan pihak produsen untuk mendukung pengelolaan sampah. PT Unilever Indonesia dan produsen semen PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) terlibat dalam proyek ini.

Baca Juga

Dalam kolaborasi tersebut, pihak swasta mendukung kegiatan penambangan sampah (landfill mining) pada zona tidak aktif di TPST Bantargebang. Sampah plastik diproses menjadi material yang dapat digunakan kembali sebagai bahan bakar alternatif (Refuse Derived Fuel/RDF) pengganti batu bara di industri semen.

Director of Supply Chain PT Unilever Indonesia Rizki Raksanugraha mengungkapkan, permasalahan sampah, terutama sampah plastik, merupakan isu pelik yang membutuhkan perhatian dan kerja sama lintas sektor, termasuk pihak swasta. Secara global, Unilever berkomitmen untuk paling lambat pada tahun 2025 akan mengurangi setengah dari penggunaan virgin plastic (plastik baru) dengan cara mengurangi penggunaan kemasan plastik secara absolut sebanyak 100 ribu ton dan mempercepat penggunaan plastik daur ulang.

Selain itu, Unilever juga terus membantu mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik daripada yang dijualnya. Untuk turut mewujudkan dunia yang bersih dari sampah plastik, Unilever Indonesia telah menerapkan berbagai strategi, mulai dari hulu ke hilir rantai bisnisnya.

Dari hulu, perusahaan mengembangkan dan menerapkan desain produk dengan pendekatan mengurangi plastik, plastik yang lebih baik, dan tanpa plastik. Sementara itu, Direktur PT Solusi Bangun Indonesia (SBI)Lilik Unggul Raharjo mengatakan, SBI sebagai produsen semen menyambut baik kerja sama dengan Unilever Indonesia, sebagai pihak produsen pertama yang terlibat dalam kolaborasi ini.

"Dengan misi sejalan untuk melestarikan lingkungan melalui pengelolaan sampah yang optimal dan terintegrasi, Unilever Indonesia akan terlibat dalam mendukung operasional proses pencacahan dan pengeringan di fasilitas kami untuk turut memastikan bahwa kapasitas dan kualitasnya dapat terus ditingkatkan," kata dia.

Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, proyek percontohan penambangan sampah untuk menjadi RDF di TPST Bantargebang dimulai sejak 2019. Sumber sampah yang digunakan berasal dari Zona IV yang berusia lebih dari 10 tahun.

Asep menjelaskan, proses untuk mengubah sampah ini menjadi bahan bakar meliputi penggalian dan pengayakan pada fasilitas TPST Bantargebang, lalu dikirim ke lokasi pabrik PT SBI untuk dicacah dan dikeringkan guna menghasilkan RDF yang berkualitas.

"Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan RDF sekitar 1.000 ton per bulan. 80-90 persennya terdiri dari sampah plastik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement