REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Perusahaan akuisisi ION memulai debutnya di New York Stock Exchange pada Jumat (2/10) setelah mengumpulkan 225 juta dolar AS atau Rp 3,3 triliun dalam penawaran umum perdana (IPO). ION satu-satunya perusahaan akuisisi cek kosong saat ini yang berfokus pada kawasan Timur Tengah.
IPO senilai 225 juta dolar AS ternyata lebih besar dari rencana semula ION dengan serangkaian daftar oleh perusahaan akuisisi bertujuan khusus (SPAC), yaitu hampir 50 miliar dolar AS terkumpul sejauh ini di Amerika Serikat. Saham ION ditutup naik 4,7 persen pada 10,47 dolar AS. SPAC menggunakan modal yang diperoleh melalui penawaran umum perdana untuk membeli perusahaan swasta, biasanya dalam dua tahun.
Dengan fokus geografi dan industri tertentu, Kepala Eksekutif ION Gilad Shany mengatakan ingin menargetkan perusahaan teknologi Israel dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS sekaligus menjembatani kesenjangan antara pengusaha lokal dan pasar modal AS. Fokus regional SPAC lainnya baru-baru ini diluncurkan termasuk Bridgetown Holdings Ltd yang didukung oleh miliarder Peter Thiel dan Richard Li, yang memburu perusahaan teknologi, keuangan dan media di Asia Tenggara.
"Proses IPO telah menjadi rumit, mahal dan rumit bagi beberapa perusahaan ini ketika mereka masih relatif baru," kata Shany dilansir dari Reuters pada Sabtu (3/10).
"Kami yakin SPAC akan menjadi lebih menarik karena memberikan kepastian uang dan harga tertentu," tambah Shany, yang berasal dari Israel dan pendiri dana ventura ION Crossover Partners yang berfokus pada teknologi,
Shanny juga mengatakan SPAC dapat menonjol dalam persaingan dengan perusahaan sejenis asal Amerika di era pandemi. Investasi sebelumnya dilakukan pada pasar freelancer Fiverr International Ltd (FVRR.N) dan perusahaan telemedicine American Well Corp AMWL.N, yang keduanya go public di New York.
"Merasa berada di sini, menjadi warga lokal dan bekerja dengan perusahaan selama bertahun-tahun dalam membangun kepercayaan itu adalah faktor besar bagi kami untuk memanfaatkan peluang di SPAC," ucap Shany. Dia tetap membuka kemungkinan bahwa perusahaan portofolionya dapat bergabung dengan SPAC miliknya