Ahad 04 Oct 2020 16:12 WIB

Klaster Santri Juga Terjadi di Cilacap

Klaster pesantren bermula dari santri yang alami demam dan kehilangan indra penciuman

Rep: Eko Widiyatno / Red: Agus Yulianto
Anggota polisi mengawal mobil ambulans di jalan masuk Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur. Penyekatan jalur menuju pondok pesantren diberlakukan pascakebijakan karantina massal guna mencegah penyebaran COVID-19 di klaster pondok pesantren. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Anggota polisi mengawal mobil ambulans di jalan masuk Pondok Pesantren Darussalam Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur. Penyekatan jalur menuju pondok pesantren diberlakukan pascakebijakan karantina massal guna mencegah penyebaran COVID-19 di klaster pondok pesantren. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Klaster Covid 19 di kalangan pesantren, tak hanya ditemukan di Banyumas, tapi juga terjadi di wilayah Kabupaten Cilacap. Dari hasil tes swab di salah satu pesantren di wilayah Kecamatan Majenang, ditemukan 26 orang santri yang terkonfirmasi positif Covid 19.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap dr Pramesti Griana Dewi menyebutkan, temuan santri sebanyak 26 orang yang positif berasal dari adanya seorang santri yang mengalami demam, batuk dan kehilangan indra penciuman. "Pada santri bersangkutan kemudian dilakukan swab, dan hasilnya ternyata positif," katanya, Sabtu (4/10).

Dari data tersebut, pihak Dinas Kesehatan kemudian melakukan tracing dengan menelusuri siapa saja yang kontak erat dengan pasien. Dari hasil tracing, kemudian dilakukan tes swab massal di pesantren tersebut.

Hasil pemeriksaan PCR terhadap swab para santri tersebut, diterima Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Cilacap, pada Sabtu (3/10). Hasilnya, sebanyak 26 orang santri terkonfirmasi positif Covid-19.

"Dari jumlah itu, sebanyak sembilan orang sudah dirujuk ke ruang isolasi di RSUD Majenang, dan 17 lainnya masih diobservasi karena sejauh ini masih menunjukkan gejala ringan atau tidak menunjukkan gejala," ujarnya.

Mereka yang memiliki gejala ringan, diisolasi di tempat khusus. Lebih dari itu, seluruh aktivitas di pesantren tersebut sementara dinonaktifkan, dan dilakukan penyemprotan desinfektan.

Menyusul temuan tersebut, dr Pramesti menyatakan, pihaknya akan mengintensifkan skrining kesehatan di pondok pesantren untuk mencegah munculnya klaster baru di pesantren di Cilacap. "Skrining ini merupakan upaya mencegah penyakit menular. Jika ditemukan santri dengan indikasi Covid-19, maka akan dilakukan tes swab ke santri bersangkutan sekaligus orang-orang yang kontak erat," katanya.

Data yang tercatat di Gugus Tugas Covid 19 Kabupaten Cilacap, hingga Ahad (4/10), tercatat hingga sejauh ini ada sebanyak 228 warga Cilacap yang terkonfirmasi positif Covid 19. Dari jumlah itu, 163 orang sudah dinyatakan sembuh, 59 orang masih dirawat, dan 6 orang meninggal.

Sedangkan untuk pasien suspect, tercatat ada sebanyak 370 orang. Dari jumlah itu, 314 orang sudah sembuh, 22 orang masih dirawat, dan 34 orang meninggal.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement