Selasa 06 Oct 2020 04:15 WIB

KBM Tatap Muka di Pangandaran Dinilai Sesuai Prokes

Swab test akan dilakukan secara acak dan diambil beberapa sampel.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Muhammad Fakhruddin
KBM Tatap Muka di Pangandaran Dinilai Sesuai Prokes (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Ampelsa
KBM Tatap Muka di Pangandaran Dinilai Sesuai Prokes (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PANGANDARAN -- Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran menilai proses kegiatan tatap muka (KBM) tatap muka terbatas di sekolah yang berjalan sejak 21 September berjalan dengan baik. Protokol kesehatan selalu diutamakan selama siswa dan guru menggelar KBM tatap muka. 

Sekretaris Disdikpora Kabupaten Pangandaran, Agus Nurdin mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan selama KBM tatap muka untuk tingkat SD dan SMP kembali dilaksanakan. Hasilnya, tak ada kejadian yang tak diinginkan. 

"Alhamdulillah, semua warga sekolah melakukan protokol kesehatan dengan baik. Kita juga menjalankan KBM tatap muka sesuai SKB Empat Menteri. Kegiatan dibatasi, tak ada kantin, tak ada istirahat, dan lainnya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (5/10).

Selain itu, ia menambahkan, selama KBM tatap muka berjalan, ada kegembiraan tersendiri dari para siswa. Menurut dia, dari laporan para guru di lapangan, para siswa terlihat antusias selama di sekolah lantaran sudah terlalu lama melakukan pembelajaran secara daring. 

"Mudah-mudahan antusias itu berjalan sesuai dengan protokol kesehatan. Kita berdoa tak ada kejadian yang tak diinginkan," kata dia.

Agus menambahkan, untuk melengkapi evaluasi, pihaknya juga akan menggelar uji usap (swab test) kepada guru dan siswa di sekolah. Swab test itu akan dilakukan secara acak dan diambil beberapa sampel. 

Menurut dia, Disdikpora telah menyurati Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran untuk melakukan swab test kepada 100 orang warga sekolah. Ia menambahkan, swab test kepada warga sekolah sebelumnya pernah dilakukan ketika belum KBM tatap muka dilakukan.

"Mungkin dua minggu lagi, akan dilakukan. Swab itu juga sebagai bagian evaluasi KBM tatap muka dari sisi kesehatan," kata dia.

10 Sekolah Kembali Ditutup

Agus mengakui, selama KBM tatap muka dilakukan terdapat 10 sekolah yang ditutup kembali lantaran adanya kasus Covid-19. Namun, ia memastikan, kasus itu bukan dari kalangan warga sekolah. 

Ia menjelaskan, sebelumnya terdapat tiga sekolah di Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, lantaran adanya warga di desa itu yang terkonfirmasi positif. Belakangan, kasus terkonfirmasi Covid-19 muncul di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran. Dampaknya, sebanyak tujuh sekolah yang ditutup kembali. Tujuh sekolah itu adalah enam SD di Desa Pangandaran dan satu SMP di desa tetangga lantaran banyak siswa yang berasal dari Desa Pangandaran. 

"Itu bukan warga sekolah, hanya masyarakat. Memang kita buat aturan, ketika ada kasus di salah satu desa, maka seluruh sekolah di desa itu harus ditutup sebagai langkah pencegahan," kata dia.

Ia mengatakan, 10 sekolah itu masih ditutup hingga saat ini. Penutupan akan dilakukan hingga penelusuran selesai dilakukan dan dipastikan tak ada kasus baru di desa tersebut. 

Agus memastikan, hingga saat ini belum ada kasus terkonfirmasi positif Covid-19 dari lingkungan sekolah. Sebab, jika ada kasus terkonfirmasi dari lingkungan sekolah, seluruh sekolah di Kabupaten Pangandaran akan ditutup seluruhnya.

"Kalau ada warga sekolah ketahuan (positif), kita tutup semua. Karena memang aturannya seeprti itu. Karena kalau warga sekolah kan erat sekali, suka berhubungan," kata dia.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pangandaran hingga Senin, secara total terdapat 65 kasus terkonfirmasi positif. Sebanyak 63 orang telah dinyatakan sembuh dan dua orang masih dalam perawatan, tanpa adanya kasus kematian. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement