Selasa 06 Oct 2020 15:34 WIB

Joe Biden dan Ucapan Insya Allah yang Jadi Perdebatan di AS

Pengucapan Insya Allah oleh Joe Biden saat hadapi Trump jadi perdebatan warga AS

Rep: Mabruroh/ Red: Esthi Maharani
 Capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden
Foto: AP/Patrick Semansky
Capres AS dari Partai Demokrat Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat calon Presiden AS, Joe Biden mengucapkan kalimat Insya Allah dalam debat perdana Pemilihan Presiden AS. Kalimat tersebut dilontarkan Biden saat berhadapan dengan Donald Trump.

Dilansir dari About Islam pada Selasa (6/10), kejadian bermula pada saat Biden menyinggung kasus pengemplangan pajak Donald Trump. Kemudian dijawab oleh Trump, bahwa akan segera mengembalikannya dan dirilis kepada publik. "Segera, setelah selesai,” kata Trump.

Mendapati jawaban tersebut, Biden buru-buru menyambungnya. “Kapan? Insya Allah?" ujar Biden.

Sontak saja ucapan Biden ini langsung membanjiri laman Twitter dan mendebatkan penggunaan frasa "Insya Allah" oleh Biden. Salah satunya komentar dari Wajahat Ali.

Ya, Joe Biden mengatakan 'Insya Allah' selama debat #Debates2020. Secara harfiah berarti 'Jika Tuhan Mengizinkan' tetapi itu sering kali digunakan untuk berarti, 'Ya, itu tidak akan pernah terjadi'" cuit komentator politik Wajahat Ali.

Seorang koresponden politik nasional untuk NPR yang meliput pemilu 2020, Asma Khalid juga mengonfirmasi bahwa Biden memang mengucapkan kalimat tersebut.

"Oke, bagi Anda yang bertanya-tanya, apakah Joe Biden benar-benar melontarkan "insya Allah" sebagai penggunaan sarkastik yang sesuai? Iya, dia melakukannya. Saya mengkonfirmasi dengan kampanyenya, memang itulah yang dikatakan laki-laki itu" cuit @asmamk.

Perdebatan di media sosial tersebut menyimpulkan bahwa ungkapan Insya Allah yang dilontarkan Biden sebagai bentuk sindiran untuk Trump.

Dalam Islam, penggunaan kalimat Insya Allah berarti "Jika Tuhan berkehendak". Kalimat tersebut akan diucapkan ketika seseorang mencoba untuk memenuhi tujuannya, tetapi ia menyadari bahwa Tuhan adalah pemilik segala kehendak. Bagi umat muslim, penggunaan kalimat Insya Allah adalah sebagai bentuk kerendahan hati.

Namun, dewasa ini, banyak orang-orang menyalahgunakan kalimat "Insya Allah" sebagai bentuk atau cara menyindir sesuatu tidak akan pernah terjadi. Meskipun beberapa orang terlihat tidak mau ambil pusing namun penggunaan kalimat Insya Allah yang dipilih Biden memicu kemarahan dari beberapa Muslim.

“Ini sangat mengecewakan bahwa hal terbaik dari kampanye Biden yang tampaknya dapat ditawarkan kepada Muslim Amerika di tengah peningkatan kekerasan Islamofobia adalah 'insya Allah' yang diterapkan begitu saja dan tidak tepat dalam perdebatan,” tweet aktivis politik Meriam Masmoudi.

Jurnalis Tamer El-Ghobashy juga mengkritik penggunaan kata yang dipilih Biden. "Penggunaan insya Allah Biden agak kolonial dan menghina jika Anda bertanya kepada saya" cuit @Tamer El-Ghobashy

"Insya Allah dianggap sebagai candaan, diperlakukan sebagai janji yang sudah diingkari atau permintaan untuk tidak pernah dipenuhi, namun penggunaannya yang tulus sangat indah dan merendahkan hati karena melindungi makhluk fana dari ketidakpastian dan kecemasan akan masa depan yang tidak dapat diramalkan. #Inshallah" cuit @Amro Ali

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement