Jumat 09 Oct 2020 06:46 WIB

Fokus pada Bisnis Komputasi, IBM akan Lakukan Spin Off

IBM akan unit layanan infrastruktur menjadi perusahaan publik baru.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
IBM.
IBM.

REPUBLIKA.CO.ID, ARMONK -- Produsen dan penjual perangkat keras serta lunak komputer International Business Machines Corporation atau IBM memutuskan ‘membelah diri’. Perusahaan ini akan ‘memecah’ bagian dari unitnya yang menghasilkan pendapatan tahunan  19 miliar dolar AS untuk fokus pada komputasi awan (cloud computing).

Perusahaan teknologi berusia 109 tahun tersebut berencana melepaskan (spin off) unit layanan infrastruktur menjadi perusahaan publik baru. Seperti dilansir di AP News, Kamis (8/10), nama sementara perusahaan ini adalah NewCo. Pemisahan diharapkan dapat berlaku pada akhir 2021.

CEO IBM Arvind Krishna menjelaskan, kebijakan ini akan membantu IBM fokus pada platform cloud dan kecerdasan buatannya. Di sisi lain, perusahaan yang baru dibentuk akan menyediakan layanan untuk mengelola infrastruktur bisnis serta organisasi lain.

Pada tahun lalu, pendapatan tahunan IBM mencapai 77,1 miliar dolar AS. Pada April, Krishna mengatakan, perusahaan akan terus menghilangkan unit layanan dan perangkat lunak yang tidak sejalan dengan dua area fokus IBM untuk terus tumbuh, yaitu komputasi awan dan kecerdasan buatan.

Sejak 2005, IBM melepaskan bisnis PC-nya dan fokus pada penyediaan layanan perangkat lunak untuk bisnis besar, pemerintah dan organisasi lain. IBM telah bekerja untuk memperkuat bisnis komputasi awannya dan berjuang bersaing dengan saingan lain seperti Amazon, Microsoft dan Google.

Dilansir di Tech Crunch, Kamis, perusahaan pecahan dari IBM akan mencakup berbagai layanan pengelolaan di sektor infrastruktur dan terkait transformasi digital. Termasuk di dalamnya pengujian dan perakitan, juga rekayasa produk dan layanan lab.

Seorang juru bicara mengonfirmasi kepada Tech Crunch, kesepakatan itu tidak akan mencakup bisnis server perusahaan, melainkan hanya layanan infrastruktur.

NewCo diperkirakan akan memiliki 90 ribu karyawan, 4.600 klien perusahaan besar di 115 negara dengan simpanan bisnis senilai 60 miliar dolar AS. Skalanya diprediksi lebih dari dua kali lipat dibandingkan para pesaingnya dalam bidang layanan infrastruktur.

Beberapa pesaing NewCo adalah BMC dan Microsoft. Bisnis IBM yang tersisa sekitar tiga kali lebih besar, saat ini menghasilkan pendapatan tahunan sekitar 59 miliar dolar AS.

Pada kuartal ketiga ini, IBM sendiri berharap bisa meraih pendapatan 17,6 miliar dolar AS, turun sedikit dibandingkan pendapatan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 18 miliar dolar AS. Pada kuartal terakhir, IBM melaporkan pendapatan 18,1 miliar dolar AS.

Melalui blog, Krishna menyebutkan, langkah spin off merupakan perubahan signifikan dalam model bisnis IBM. Pasar sepertinya menyukai rencana ini. Saham IBM diperdagangkan naik sekitar 10 persen menjelang pembukaan pasar.

IBM telah mengalihkan fokus perusahaan ke komputasi selama beberapa tahun terakhir, untuk menutupi penjualan perangkat lunak yang melambat.

Krishna, yang menggantikan Ginni Rometty sebagai CEO pada April, mengatakan, portofolio perangkat lunak dan solusi IBM akan menyumbang sebagian besar pendapatan perusahaan setelah spin off nanti. IBM memproyeksikan, biaya spin off akan mencapai 2,5 miliar dolar AS.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement