Ahad 11 Oct 2020 19:37 WIB

Ganjar Minta Tolong Penolak UU Ciptaker tak Demo Lagi

Ganjar meminta penolak UU Ciptaker lebih mengedepankan diskusi pada masa pandemi.

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/bowo pribadi
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta pihak-pihak yang menolak Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) dan berencana menggelar unjuk rasa kembali agar memahami kondisi pandemi Covid-19. Ia meminta para penolak UU Ciptaker lebih mengedepankan diskusi untuk kepentingan bersama.

"Saya hanya minta bantuan, tolong mari kita hentikan kerumunan-kerumunan yang berpotensi menularkan Covid-19. Ayo semua bareng-bareng menyelesaikan dengan duduk bersama, kami siapkan ruangnya, mari kita bicara dengan baik-baik," katanya di Semarang, Ahad (11/10).

Baca Juga

Ganjar mengaku khawatir dengan masih adanya pihak-pihak yang memutuskan mengambil langkah turun ke jalan atau demonstrasi menolak UU Cipta Kerja.

"Ini yang bikin kita deg-degan terus menerus, begitu ada kerumunan ini sudah pasti besok (angka Covid-19) meningkat ini. Pandemi ini belum selesai nanti yang positif meningkat dan ini akan makin panjang lagi. Saya minta tolong betul kepada kawan-kawan untuk tidak ke jalan agar kita bisa mencegah terjadinya penularan," ujarnya.

Ia menegaskan akan semaksimal mungkin menjembatani para buruh dan serikat pekerja dengan pemerintah pusat terkait dengan UU Cipta Kerja, termasuk mengundang pihak-pihak yang berkepentingan sebagai narasumber ke Jateng.

"Apakah dari pemerintah, apakah dari DPR RI, bisa kok kita undang," katanya.

Di sisi lain, Ganjar juga berharap tidak terjadi demonstrasi untuk mengurangi potensi keterlibatan pelajar menyusul unjuk rasa pada Rabu (7/10) di depan gedung DPRD Jateng yang berujung ricuh dan sejumlah pelajar diamankan.

"Harapan kita semua orang tua menjadi peduli sekarang sehingga kalau ada berita mengajak demo atau sebagainya orang tua sudah langsung waspda, peduli. Alarmnya bunyi dan itu artinya untuk menjaga anak secara bersama-sama," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement