jatimnow.com - Tidak sedikit pedagang ikan dan olahan hasil laut yang menolak masuk/menempati pasar yang telah dibangun Pemkot Surabaya. Sentra Ikan Bulak (SIB) yang berlantai dua di Kecamatan Bulak, Surabaya itupun kian hari menjadi sepi.
Apalagi, Taman Suroboyo yang berada di seberang SIB ditutup karena imbas pandemi corona, begitu pula destinasi wisata lainnya seperti Jembatan Suroboyo.
Pengamatan jatimnow.com pada Ahad (11/10), pasar ikan yang dibangun megah di dekat perkampungan nelayan itu lengang.
Dari dua lantai, lantai atas diisi pedagangg makanan dan minuman sedangkan lantai dasar diperuntukan pedagang ikan dan olahan hasil laut.
Pedagang olahan hasil laut seperti aneka jenis kerupuk ikan terlihat terlihat menempati lapak di bagian selatan, sedangkan lapak/stand bagian utara nampak melompong. Tidak terlihat pedagang ikan yang menempati lapaknya. di pasar ikan yang diresmikam Wali Kota Tri Rismaharini itu.
Hanya pada Ahad siang itu terlihat seorang nenek yang jualan ikan hingga mangga.
Tidak sedikit pedagang ikan dan olahan hasil laut yang menolak masuk/menempati pasar yang telah dibangun Pemkot Surabaya.
Kadang pedagang yang tanpa mengenakan masker itu kembali melanjutkan tidurnya di atas meja lapak yang kosong.
Dia terbangun ketika ada kendaraan yang tiba mencari parkir. Sontak teriak menawarkan ikannya.
"Ikan segarnya," teriaknya.
Pengunjung yang belanja di SIB saat itu bisa dihitung dengan jari.
Pemandangan itu bertolak dengan pedagang di kampung Sukolilo yang berada sekitar 300 meter sebelah selatan SIB. Mereka yang jualan ikan asap di depan rumahnya cukup ramai. Keberadaan mereka tentunya membuat lalu lintas terganggu.
Upaya sudah ditempuh Pemkot Surabaya untuk menjadikan warga pesisir yang mayoritas nelayan itu sebagai tuan dan nyonya di negeri sendiri telah ditempuh.
Misalnya menggandeng Komunitas Bicara Surabaya pada menggelar 'Bulak Fest 2016'. Saat itu Camat Bulak dijabat Soeprayitno. Beragam agenda digelar dalam 'Bulak Fest 2016'. Beragam agenda itu untuk menggairahkan perekonomian masyarakat Bulak.
SIB
Selain pedagang yang berada di SIB, beberapa toko milik warga yang menjual hasil olahan laut dan berada di sepanjang jalan menuju SIB (dari arah KenPark), juga akan merasakan dampak positifnya.
Beberapa kegiatan yang termasuk dalam rangkaian 'Bulak Fest 2016' di antaranya adalah lomba fashion nelayan yang bertempat di Taman Suroboyo, lomba masak olahan ikan antar-RW se-kecamatan Bulak, perahu hias, pameran foto di SIB, kompetisi blog, hingga lomba fotografi serta perlombaan lainnya.
Tidak ketinggalan, event itu diwarnai kegiatan sosial seperti donor darah dan pemberian bingkisan. 'Bulak Fest 2016' dibuka Wali Kota Risma. Semua kegiatan tersebut dipusatkan di SIB, perkampungan nelayan dan Taman Suroboyo (saat itu belum sempurna)
Bahkan hari pertama 'Bulak Fest 2016', Wali Kota Risma dan semua pejabat Pemkot Surabaya melakukan pengecatan perkampungan pesisir yang saat itu dijuluki "The Sunrise of Bulak" dengan aneka warna.
"Itu awal di kampung pesisir ini sampai hari ini berwarna," jelas Budi Sugiharto dari Komunitas Bicara Surabaya, Senin (12/10).
Komunitas gabungan profesi di Kota Pahlawan itu juga menggelar event lainnya untuk mendorong masyarakat lebih berdaya.
Pengecatan perkampungan pesisir dengan aneka warna
Selain Bulak FesT 2016, Komunitas Bicara Surabaya juga menggelar 'Dolly Saiki Fest' usai alih fungsi perkampungan yang dijadikan lokalisasi dengan menggandeng Pemkot Surabaya dan Polrestabes Surabaya ketika Kapolrestbes Kombes Pol M Iqbal (sekarang Irjen Pol M Iqbal sebagai Kapolda NTB).
Aneka kegiatan dilaksanakan selama 3 bulan. Yang menjadi ikon saat itu adalah 'Dolly Night Run', lari malam menyusuri gang-gang di Dolly dan Jarak.
Kegiatan lain adalah Nndur & Sedekah 1 Juta bibit cabai. Pembagian bibit cabai ini juga menggandeng Pemkot Surabaya. 'Dolly Saiki Fest' melahirkan pusat oleh-oleh buatan warga perkampungan eks lokalisasi 'DS Point'.
Tim Komunitas Bicara Surabaya