REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Yunani sebut langkah Turki menggelar survei seismik di timur Mediterania dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan. Kementerian Luar Negeri Yunani mengatakan survei di perairan Kepulauan Yunani itu menimbulkan eskalasi besar.
"Survei terbaru NAVTEX Turki di selatan Kastellorizo di landasan kontinen Yunani, hanya berjarak 6,5 mil pantai Yunani, adalah eskalasi besar," kata Kementerian Luar Negeri Yunani dalam pernyataan mereka seperti dikutip Alarabiya, Senin (12/10).
Pada Ahad (11/10) malam Angkatan Laut Turki mengeluarkan pemberitahuan yang mengatakan kapal Oruc Reis akan menggelar survei seismik di timur Mediterania selama 10 hari ke depan. Survei itu dilakukan beberapa hari setelah pertemuan menteri luar negeri Yunani dan Turki.
Dalam pertemuan tersebut Turki berkomitmen untuk menetapkan jadwal pembicaraan selanjutnya. Kementerian Luar Negeri Yunani mengatakan survei ini memperlihatkan Turki 'tak dapat diandalkan' dan 'tidak benar-benar menginginkan dialog'.
"Kami meminta Turki menarik kembali keputusannya," kata NATO yang bersekutu dengan Yunani.
Selama beberapa bulan terakhir Yunani dan Turki berselisih mengenai sumber daya hidrokarbon di kawasan. Dalam pertemuan menteri luar negeri pekan lalu, Yunani dan Turki sepakat untuk menggelar pertemuan bilateral untuk menurunkan ketegangan.
Berdasarkan notifikasi maritim Turki, selain Oruc Reis ada dua kapal eksplorasi sumber daya alam lainnya yakni Ataman dan Cenghiz Han yang ikut dalam operasi tersebut. Mereka akan berada di perairan timur Mediterania hingga 22 Oktober. n Lintar Satria