Senin 12 Oct 2020 16:23 WIB

Pernyataan RSS Soal Muslim India Justru Sulut Kontroversi 

Pernyataan RSS Soal Muslim India memicu polemik elite politik.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Pernyataan RSS Soal Muslim India memicu polemik elite politik. Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Pernyataan RSS Soal Muslim India memicu polemik elite politik. Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Pernyataan pimpinan Organisasi sukarelawan nasionalis Hindu sayap kanan India yang banyak dianggap sebagai organisasi induk partai pemerintahan India, Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), Mohan Bhagwat, menyulut kontroversi publik India.    

Asaduddin Owaisi, yang partainya mencoba peruntungan dalam pemilihan Majelis Bihar dalam aliansi dengan Partai Upendra Kushwaha, RLSP dan BSP, mengikuti pernyataan Bhagwat dengan menuduh bahwa ideologi RSS ingin menjadikan Muslim warga kelas dua.

Baca Juga

Bhagwat yang komentarnya tentang tinjauan reservasi dalam jajak pendapat Bihar 2015 telah menciptakan badai politik pada Jumat lalu. Bhagwat menegaskan bahwa Muslim India adalah yang paling merasa puas di dunia. 

Ia juga berpendapat bahwa segala jenis kefanatikan dan separatisme hanya disebarkan oleh mereka yang kepentingannya sendiri terpengaruh.

Bhagwat dalam sebuah wawancara dengan 'Vivek' sebuah majalah Hindi yang berbasis di Maharashtra juga memberikan contoh tentang pria Muslim yang bertempur di pasukan Raja Mewar Maharana Pratap melawan Kaisar Mughal Akbar. Contoh ini disampaikan untuk menopang argumennya bahwa orang-orang dari semua agama berdiri bersama dalam sejarah India. 

Sambil mengklaim bahwa Muslim di India paling bahagia, Bhagwat juga mengambil alegori Pakistan dan mengingatkan bahwa Pakistan tidak memberikan hak kepada penganut agama lain. Dilansir dari Deccan Herald, Senin (12/10).

Pada hari Sabtu, Owaisi bereaksi tajam dengan tweet, "Apa ukuran kebahagiaan kita? Bahwa seorang pria bernama Bhagwat dapat terus-menerus memberi tahu kita betapa seharusnya kita bersyukur kepada mayoritas? Ukuran kebahagiaan kita adalah apakah martabat kita di bawah konstitusi dihormati."

Menentang Bhagwat, dia berkata, "Jangan beri tahu kami betapa 'bahagianya' kami sementara ideologi kamu ingin menjadikan Muslim warga kelas dua."

Pemimpin AIMIM mengatakan bahwa dia tidak ingin mendengar Bhagwat mengatakan bahwa umat Islam harus berterima kasih kepada mayoritas karena tinggal di tanah air kita sendiri. 

"Kami tidak mencari niat baik mayoritas, kami tidak bersaing dengan Muslim dunia untuk menjadi yang paling bahagia. Kami hanya menginginkan hak-hak fundamental kami," katanya.

Sementara itu, para pendukung RSS juga memasang klip video ucapan Bhagwat untuk melawan pemberitaan media.

"Apa yang terjadi pada mereka (minoritas). Mereka mendapatkan hak konstitusional. Pakistan tidak memberikannya (kepada minoritas). Dalam suasana yang berlaku saat itu, India akan mengatakan bahwa sejak Pakistan diciptakan untuk Muslim, hanya surat perintah Hindu yang akan membesar di sini. Tapi konstitusi kita tidak melakukan ini. Bahkan Baba Saheb Ambedkar, yang percaya bahwa harus ada perpindahan penduduk, juga tidak mengusulkan apapun untuk memindahkan Muslim yang tinggal di India. Ini adalah sifat alami negara kami. Sifat ini disebut Hindu," kata Bhagwat. Fuji E Permana

Sumber: https://www.deccanherald.com/national/national-politics/asaduddin-owaisi-slams-mohan-bhagwats-Muslims-most-content-in-india-remark-900231.html

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement