REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apakah semua itu beresultante di lapangan? Kalau mengaitkan siapa yang dibeli atau berapa banyak yang dikeluarkan klub-klub Liga Inggris dengan empat atau tiga pertandingan pertama musim ini, sepertinya memang ada korelasinya sekalipun terlalu dini menyimpulkan strategi transfer Liga Inggris benar-benar kongruen dengan hasil di lapangan.
Namun empat atau tiga laga pertama musim ini mengisyaratkan bisa terjadi pergeseran dalam konstelasi kekuatan di Liga Inggris yang bahkan bisa lebih besar ketimbang saat Leicester sukses dalam musim keduanya sejak promosi dari Liga Championship pada 2014 dengan menjuarai musim 2015-2016.
Lembaran sejarah yang dibuka Leicester itu bisa saja dilanjutkan oleh Leeds United di bawah asuhan Marcelo Bielsa. Permainan atraktif Leeds sendiri membuat siapa pun terpesona. Gaya main yang dianut Bielsa memang terkenal membuat was-was lawan. Pep Guardiola, Mauricio Pochettino dan Diego Simeone tahu pasti soal ini saat Bielsa melatih di Spanyol.
Bielsa memasang formasi favorit 4-1-4-1 tetapi bisa menjadi 3-3-1-3 tergantung siapa lawan yang dihadapi Leeds. Hasilnya, Liverpool dibuat kerepotan, Shefield United takluk, sedangkan Manchester City yang ahli mendikte permainan dirusak oleh Leeds sampai cuma bisa seri 1-1.
Segera setelah promosi ke Liga Premier, Bielsa memang tancap gas dengan membeli pemain baru yang jumlahnya sebelas orang, termasuk Raphina dari Rennes yang didapatkan pada jam-jam terakhir.
Tim lain yang siap menerkam singgasana liga adalah Everton yang sudah empat kali menang dari empat laga pertama musim ini berkat transformasi besar di lapangan tengah dengan masuknya James Rodriguez dari Real Madrid, Allan dari Napoli dan Abdoulaye Doucoure dari Watford, ditambah empat pemain baru lainnya. Kini, Everton menjadi tim yang merata kekuatannya dan siap meladeni siapa pun.
Berikutnya Tottenham Hotspur. Kedatangan Gareth Bale diperkirakan akan membuat serangan Spurs yang sudah memiliki Harry Kane dan Heung-Min Son kian semakin eksplosif.
Rekrutan baru lainnya Pierre-Emile Hojbjerg membuat lapangan tengah mereka sulit ditembus lawan, sementara Matt Doherty dan Sergio Reguilon membuat Jose Mourinho leluasa gonta ganti formasi pertahanan dari empat bek menjadi tiga bek tergantung perkembangan laga.
Mourinho juga menjadi mempunyai opsi serang tajam lainnya seandainya Kane absen atau tak bisa merobek gawang lawan setelah memiliki Carlos Vinicius. Spurs pun menjadi mengerikan yang akan terus memangsa lawan seperti mereka menggasak Manchester United 6-1.
Tim berikutnya yang bakal memetik manfaat dari strategi transfer agresif adalah Chelsea. Sudah pasti kedatangan trio bomber; Timo Werner, Kai Havertz dan Hakim Ziyech, membuat serangan The Blues lebih mengerikan.
Bukan hanya itu, bergabungnya Thiago Silva dan Ben Chilwell, ditambah kiper Edouard Mendy dari Rennes, bisa membuat teritori pertahanan Chelsea sulit ditembus lawan.
Dengan suntikan tenaga-tenaga seangker itu tim asuhan Frank Lampard itu bisa menjadi kekuatan yang tak akan puas hanya dengan finis empat besar.