REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemerintah Kota Palembang, Sumatera Selatan, berupaya memaksimalkan lima panti sosial miliknya untuk menangani masalah sosial yang ada dan mencegah timbulnya masalah sosial yang lebih besar. "Panti sosial akan dimanfaatkan untuk melakukan pembinaan anak terlantar, pengemis dan warga yang berpotensi menimbulkan permasalahan sosial di kota ini," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda di Palembang, Rabu (14/10).
Melalui panti sosial milik pemkot itu, Pemkot Palembang berupaya melakukan kegiatan pembinaan dan pendidikan terhadap anak terlantar, pengemis, dan anak yatim piatu. Selain itu, Pemkot Palembang juga berupaya mendorong panti asuhan dan panti sosial yang dikelola masyarakat untuk aktif melakukan kegiatan pelayanan dan pembinaan anak yatim piatu dan anak telantar di kota setempat.
"Panti asuhan atau lembaga sosial nirlaba yang didirikan oleh masyarakat sekarang ini jumlahnya cukup banyak, perlu diberdayakan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu, serta anak telantar, sehingga tidak menimbulkan permasalahan sosial di Bumi Sriwijaya ini ," ujarnya.
Untuk mendukung dan melakukan pembinaan terhadap panti sosial dan panti asuhan yang ada di kota ini, Pemkot Palembang secara rutin menurunkan tim pengawas ke lapangan. "Setiap tiga bulan sekali, tim Dinas Sosial Palembang diturunkan ke lapangan untuk melihat secara langsung kegiatan di panti sosial dan panti asuhan yang tersebar di 18 kecamatan dalam kota ini," kata Fitrianti.