REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak teladan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dalam keseharian. Salah satu adab yang dicontohkan beliau adalah ketika hendak tidur.
Dalam kitab Minhajul Muslim karya Syekh Abu Bakar Jabir Al-Jaza’iri dijelaskan, jika hendak tidur di malam hari, Nabi Muhammad SAW tidak menyukai tidur sebelum menunaikan shalat Isya atau mengobrol sesudahnya. Tak hanya itu, Nabi juga berusaha tidak tidur sebelum berwudhu.
Hal ini sebagaimana hadis berikut: “Idza ataita madhja’aka fatawadha’ wudhu-aka lishalati.” Yang artinya: “Apabila engkau hendak tidur, maka berwudhulah (terlebih dahulu) sebagaimana wudhumu untuk sholat.”
Kemudian, Nabi hendak memulai tidurnya dengan memiringkan sebelah kanan badannya dan berbantalkan tangan kanannya. Tidak mengapa jika kemudian berbalik ke sebelah kiri badan setelah tidur lelap, sebab Rasulullah SAW pun pernah mengungkapkan perkara itu kepada Al-Bara bin Azib.
Nabi bersabda: “Tsumma idhthaja’a ala syiqqika al-aimani,”. Yang artinya: “(kelanjutan dari hadis di atas), maka berbantallah dengan tangan kananmu,”. Sedangkan tidur dalam posisi tengkurap tidak dianjurkan oleh Nabi.
Tidur tengkurap di malam hari maupun siang hari dilarang oleh Nabi. Rasulullah SAW bersabda: “Innaha dhij’atu ahli-nnari,”. Yang artinya: “Sesungguhnya (berbaring dengan tengkurap) itu adalah berbaringnya penghuni neraka,”.
Selain dari tindakan-tindakan tersebut, Nabi juga mencontohkan kepada umat Muslim sebelum tidur untuk membaca dzikir. Salah satu dzikir yang dibaca Nabi adalah dengan membaca: “Subhanallahi wal-hamdulillahi wa la ilaha illallahu wallahu akbar,”. Dzikir ini dibaca sebanyak 33 kali.