Kamis 15 Oct 2020 13:24 WIB

Pompeo: Dialog Strategis Tandai Era Baru Hubungan AS-Saudi

Menlu AS dan Arab Saudi bertemu di Washington

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
Foto: AP/Charly Triballeau/Pool AFP
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan bertemu di Washington pada Rabu (14/10). Mereka menghadiri Dialog Strategis AS-Saudi yang pertama.

"Dialog Strategis antara AS dan Kerajaan Arab Saudi yang saya dan Pangeran Faisal luncurkan hari ini menandai era baru dalam hubungan kami," kata Pompeo dalam konferensi pers bersama Pangeran Farhan, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Pompeo sangat mengapresiasi terselenggaranya Dialog Strategis AS-Saudi. "Percakapan kami pagi ini mencerminkan kesediaan bersama untuk menumbuhkan, tidak hanya keamanan dan hubungan ekonomi, tapi seluruh kemitraan kami," ujarnya.

Pompeo dan Pangeran Faisal turut membahas isu keamanan regional. "Hari ini kami menegaskan kembali komitmen bersama kami untuk melawan aktivitas jahat Iran, dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap keamanan serta kemakmuran regional," katanya.

Dia menyebut AS mendukung program penjualan senjata yang kuat ke Saudi. Hal itu adalah bentuk upaya agar Saudi dapat melindungi warganya. Sementara itu, Pangeran Faisal mengecam perilaku destabilisasi berkelanjutan Iran. Menurutnya Teheran masih memberikan dukungan finansial dan material kepada kelompok teroris, termasuk Houthi di Yaman.

Pangeran Faisal menyebut 300 rudal balistik dan pesawat nirawak yang diluncurkan Houthi dari Yaman adalah buatan Iran. "Perkembangan program nuklir mereka, rudal balistik, dan aktivitas jahat mereka merupakan bahaya besar bagi kawasan dan dunia," ujarnya.

Kendati melakukan intervensi militer di Yaman, Pangeran Faisal menegaskan bahwa Saudi mendukung solusi politik yang komprehensif untuk negara tersebut. Menurut dia, dialog strategis dengan AS terjadi pada waktu yang sangat penting. "Kemitraan kuat kami sangat penting dalam menghadapi kekuatan ekstremisme dan terorisme yang mengancam keamanan dan kemakmuran kami,” katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement