Jumat 16 Oct 2020 10:04 WIB

Rapuhnya Sistem Pertanian Global, Lahirkan Pahlawan Pangan

Diprediksikan, 132 juta orang akan kelaparan sampai akhir tahun ini karena pandemi

Pedagang Sayuran di Pasar tradisional Kendari @Djuwahir, Harriansyah (FAOID).
Foto: FAO
Pedagang Sayuran di Pasar tradisional Kendari @Djuwahir, Harriansyah (FAOID).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada Jumat (16/10l, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hari besar ini yang diperingati di lebih 150 negara ini, diadakan saat dunia sedang berperang menghadapi Pandemi Covid-19. Pandemi menyingkapkan rapuhnya sistem pangan dan pertanian global serta memicu resesi ekonomi dunia. Diprediksikan, 132 juta orang akan menderita kelaparan sampai akhir tahun ini karena resesi.

Sebelum pandemi, lebih dari dua miliar orang tidak memiliki akses yang tetap untuk makanan yang aman dan bergizi. Hampir 700 juta orang berangkat tidur dalam keadaan lapar.

Sistem pangan dan pertanian global pun tidak berjalan seimbang. Dunia mampu memproduksi makanan yang cukup, namun hal itu saja tidak cukup. Sampai hari ini kelaparan masih terjadi, angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup.

Pandemi menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun di saat yang sama Pandemi memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian.

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan Kita adalah Masa Depan Kita”, menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat.

“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua ,” ungkap Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia.

Hari Pangan Sedunia tahun ini juga memberikan kesempatan untuk berterima kasih kepada pahlawan pangan, petani, nelayan, komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan yang dalam keadaan apa pun, terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.

Pahlawan Pangan terus bekerja dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berubah. Hal ini menunjukkan ketangguhan para pahlawan pangan dan pentingnya menjaga rantai pangan tetap hidup.

Memperingati Hari Pangan Sedunia ini FAO Indonesia mengadakan serangkaian kegiatan di bulan Oktober bertajuk “Food Heroes Festival” yang berpusat pada kegiatan-kegiatan virtual.

photo
Pemantau di Kawasan Hutan Konservasi Lampung @JPIK Lampung-IFM Fund. - (FAO)

75 tahun FAO

Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun. FAO berdiri pada 16 Oktober 1945, beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan. FAO didirikan untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang.

Kehancuran massif perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.

“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat Pandemi Covid-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi Covid-19 mengingatkan bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang," tegas Victor.

Sekarang FAO memiliki 194 negara anggota dan bekerja di lebih dari 130 negara di seluruh dunia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement