Jumat 16 Oct 2020 14:20 WIB

Pandemi Tingkatkan Kematian Akibat Overdosis Narkoba

Kesulitan akibat Covid-19 membuat lebih banyak orang mengalami gangguan kecanduan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Virus corona (ilustrasi). CDC Amerika Serikat memperkirakan kemungkinan sekitar 75.500 kematian terkait kasus penyalahgunaan narkoba sampai akhir tahun.
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi). CDC Amerika Serikat memperkirakan kemungkinan sekitar 75.500 kematian terkait kasus penyalahgunaan narkoba sampai akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Data yang dirilis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menunjukkan adanya peningkatan kasus kematian akibat overdosis narkoba. Lonjakan tercatat pada beberapa bulan pertama di tahun 2020.

Menurut data awal CDC, kematian akibat overdosis narkoba pada periode tersebut meningkat sekitar 10 persen. Pada kuartal pertama 2020, AS melaporkan 19.416 kematian akibat overdosis. Pakar beranggapan, salah satu pemicunya adalah pandemi Covid-19.

Baca Juga

"Kesulitan yang disebabkan Covid-19 membuat lebih banyak orang mengalami gangguan kecanduan, memperburuk yang mengidapnya, dan menghalangi seseorang mengupayakan pemulihan," kata Presiden American Society dari Addiction Medicine, Paul Earley.

Dengan kenaikan itu, CDC memperkirakan kemungkinan sekitar 75.500 kematian terkait kasus penyalahgunaan narkoba sampai akhir tahun. Sebagai perbandingan, pada kuartal pertama 2019, ada 16.682 orang yang mengalami overdosis parah.

Sepanjang 2019, kematian akibat overdosis di AS naik sekitar 4,6 persen, menjadi 70.980 kasus. Sebanyak 50.042 kematian dari keseluruhannya melibatkan opioid. Lonjakan kasus juga terkait dengan penanganan berbeda di fasilitas perawatan.

Kini, akibat pemberlakuan aturan jarak fisik, pengelola fasilitas perawatan akhirnya menerapkan pembatasan kunjungan. Sejumlah sesi perawatan juga tidak bisa dilakoni secara langsung dan hanya via virtual sehingga kurang efektif.

Ketakutan terhadap penyebaran virus menghilangkan elemen manusiawi yang menurut para ahli kesehatan amat penting dalam proses pemulihan kecanduan. Padahal, pengobatan gangguan kecanduan sangat memerlukan faktor tersebut.

"Pandemi Covid-19 adalah badai yang sempurna. Pengobatan kecanduan butuh interaksi antarmanusia untuk menumbuhkan harapan dan kami harus menghentikan interaksi itu," ujar Earley, dikutip dari laman Fox News, Jumat (16/10).

Sebelum ini, laman Washington Post mengutip data dari Program Aplikasi Pemetaan Deteksi Overdosis. Peningkatan kasusnya terhitung 18 persen pada Maret, 29 persen pada April, dan 42 persen di bulan Mei dibandingkan dengan tahun lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement