Jumat 16 Oct 2020 20:07 WIB

Satgas Minta Ponpes Lakukan Ini untuk Cegah Covid-19

Satgas meminta Ponpes membentuk satuan tugas penanganan Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19, Jumat (16/10).
Foto: kemenko pmk
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19, Jumat (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menilai pondok pesantren (ponpes) sebenarnya lebih aman dari penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Kendati demikian, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menghindari penularan virus ini, termasuk membentuk satuan tugas (satgas) penanganan Covid-19 di lingkungan ponpes.

"Sebetulnya model pendidikan boarding school (termasuk ponpes) lebih aman karena bisa melokalisir," kata Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny B Harmadi saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19, Jumat (16/10).

Kendati demikian, ia meminta sedapat mungkin bisa dibentuk Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat pesantren. Ia juga meminta kebiasaan yang harus dihindari dilakukan di pesantren adalah makan dan minum bersamaan, termasuk konsumsi makanan prasmanan. 

Satu hal yang terpenting, ia meminta makanan yang dikonsumsi santri harus bergizi meski harganya tak mahal. Yang juga tak kalah penting, dia menambahkan, penghuni ponpes juga melakukan protokol kesehatan menggunakan peralatan pribadi, termasuk perlengkapan ibadah. 

Ia juga meminta santri di pesantren melakukan aktivitas fisik. Tak hanya melakukan upaya protokol kesehatan di lingkungan internal, Sonny meminta warga dan penghuni di ponpes bisa menjadi teladan bagi masyarakat di sekitarnya. 

Salah satu caranya adalah melakukan edukasi bagi masyarakat di sekeliling lingkungan ponpes."Kalau santri dan kiai menjadi teladan masyarakat di sekitarnya maka upaya ini jadi luar biasa, akan banyak yang terpengaruh," katanya.

Oleh karena itu, Sonny mengapresiasi pondok pesantren Darunnajah yang menerapkan one gate system dalam akses keluar masuk santri. Ia mengakui, hal ini bisa jadi teladan dan role model bagi tempat-tempat lain dalam melakukan protokol kesehatan. 

Oleh karena itu, ia berharap Pondok Pesantren Darunnnajah juga bisa berbagi di media sosial mengenai penerapan protokol kesehatan ini.

Di kesempatan yang sama, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengapresiasi yang dilakukan Ponpes Darunnajah yang menerapkan kebijakan one gate system untuk menghindari penularan virus.

Ia menjelaskan, jumlah ponpes di Indonesia banyak sekali dan dibutuhkan pendekatan iman, aman, dan imun untuk keselamatan diri terhindar dari virus Covid-19. 

Sementara itu, Pondok Pesantren (Ponpes) Darunnajah berupaya menghindari penularan virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di lingkungannya. Salah satu caranya dengan menerapkan one gate system yang menjadi satu akses keluar masuk santri, guru, maupun tamu.

"Pertama, kami berupaya diterapkan one gate system. Kemudian masyarakat yang sudah sehat masuk di dalam pesantren itu dan bagaimana caranya supaya tidak keluar masuk dari pesantren," ujar Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah Sofwan Manaf saat berbicara di konferensi virtual BNPB bertema Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19, Jumat (16/10).

Ia menyebutkan, ponpes ini memiliki 17 kampus dan 15 kampus diantaranya sudah mulai melakukan aktivitas belajar tatap muka.

Ia menambahkan, sekitar 8.500 orang santri sudah belajar di kampus-kampus ini. Kemudian, dia melanjutkan, ribuan orang aman dalam satu kampus ketika diterapkan one gate system karena membatasi orang keluar masuk.

Ia menyebutkan ada empat tahapan murid yang akan masuk ke dalam kampus dan mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka di kelas. Pertama, menjalani tes cepat antigen karena hasilnya lebih cepat.

Kemudian, dia menambahkan, jika hasilnya positif maka santri atau penghuni pesantren yang positif Covid-19 harus diisolasi. Sejauh ini, ia menyebutkan biasanya yang sering keluar kampus adalah guru, sedangkan murid lebih taat.

Hingga saat ini, ia mengeklaim upaya ini efektif menekan kasus."Ini terbukti dengan hanya satu kasus yang terjadi di pondok pesantren dan itu dari luar," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement