Sabtu 17 Oct 2020 06:29 WIB

Pesantren Motivasi-Kemenag Gelar Festival Kuliner Pesantren

Ngaji sambil dagang lebih baik daripada ngaji sambil nganggur.

Pesantren harus punya kematangan intelektual dan ekonomi (foto ilustrasi).
Foto: Dok Pesantren Motivasi Indonesia
Pesantren harus punya kematangan intelektual dan ekonomi (foto ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pesantren Motivasi Indonesia, Setu-Bekasi,  bekerja  sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Bekasi, menggelar Festival Kuliner Pesantren dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN). Acara yang diadakan hari ini, Sabtu (17/10) akan dihadiri oleh Direktur  Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani dan Staf Khusus Menteri Agama RI, Bidang Organisasi Kemasyarakatan, Sosial Keagamaan dan Komunikasi Publik, Kevin Haikal.

Festival Kuliner Pesantren pertama ini  digagas oleh KH Ahmad Nurul Huda Haem yang akrab dipanggil Ayah Enha selaku Pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, Setu-Bekasi. 

“Ketika seluruh negara mengalami pandemi Covid-19, semua orang mengalami dampak bukan hanya secara kesehatan tetapi juga finansial. Hal ini tidak berarti harus pasif meratapi nasib. Justru dari sinilah harus tumbuh kreativitas dalam mengambil kesempatan dengan cara berwirausaha. Antara lain, melalui Festival Kuliner Pesantren,” kata Ayah Enha dalam rilis yang diterima Republika.co.id. 

Program ini pun disambut dengan hangat oleh Muhammad Ali Ramdhani sebagai dirjen Pendis.  Ia pun berharap dengan kemandirian setiap pesantren dalam menciptakan produk, mampu mandiri dalam bidang ekonomi.

Bukan hanya itu, pesantren se-Kabupaten Bekasi pun mendukung langkah ini untuk memperkuat cita-cita pesantren dalam mengembangkan produk dengan menampilkan beberapa produknya.  Pesantren Al-Baqiyatussolihat Putri, Cibarusah, menampilkan produk olahan singkong. Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Cikarang Pusat menampilkan produk olahan kue.

Pondok Pesantren Sirajul Ummah, Karang Bahagia, menampilkan produk hidroponik pokcoy dan ternak ikan. Pondok Pesantren Khodijah Ummul Mukminin, Taruma Jaya, menampilkan dodol mangrove. 

Pondok Pesantren Ismul Azhom, Karang Bahagia, Menampilkan produk nasi kebuli dan dodol Betawi. Pondok Pesantren Nurul Huda, Setu, menampilkan produk olahan kue.

Himpunan Pengusaha Nahdhiyyin (HPN), Cikarang Selatan, menampilkan produk olahan kue dan batik. Pondok Pesantren Mambaul Ulum menampilkan aneka kue, serta Kampung Quran Cikarang menampilkan produk madu dan kopi.

Jauh sebelum acara ini, Pesantren Motivasi Indonesia sudah memulai hal ini dengan membuat produk-produk seperti sabun kesehatan, minuman kekinian, dimsum, dan kopi robusta dengan merek ‘Ngopi Santri.’

Ayah Enha yang juga menjabat sebagai ketua Divisi Usaha Lembaga Dakwah PBNU, mempunyai prinsip bahwa umat Islam harus mempunyai kematangan intelektual dan kemandirian ekonomi. Di sinilah Pesantren Motivasi Indonesia mempunyai kurikulum Islamic Studies, Internasional Languange, dan Kemandirian Ekonomi. 

Ayah Enha terinspirasi oleh dawuh yang disampaikan langsung oleh KH. Hasbiyallah, pendiri Pesantren Al-Wathoniyah, Klender, “Jigang Khoirun min Jigur” yaitu ngaji sambil dagang lebih baik daripada ngaji sambil nganggur.

Dengan adanya Festival Kuliner Pesantren yang diikuti oleh Pondok Pesantren se-Kabupaten Bekasi, diharapkan dapat meningkatkan produk dari setiap pesantren, sehingga pesantren mampu mandiri secara ekonomi dan mampu mencetak pengusaha dikalangan santri, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan dan menyumbang prestasi untuk kemajuan bangsa Indonesia.  “Karena Festival ini bukan soal dagangan, produk atau kewirausahaan saja, tapi ini soal basic value dalam pemberdayaan potensi diri untuk mencapai kemerdekaan finansial di kalangan masyarakat pesantren, ya santrinya, gurunya juga kiainya,” tutur Ayah Enha.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement