REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Pandemi yang terjadi menyebabkan ekonomi menjadi lesu. Hal inilah yang juga dirasakan oleh warga di Desa Seren yang Sebagian besar bekerja sebagai buruh bangunan. Pekerjaan yang diharapkan warga tidak kunjung datang.
“Selain itu, Kemarau yang terjadi juga menyebabkan sawah tidak bisa dikelola dengan baik karena kurangnya air. Sehingga masyarakat hanya bisa menunggu rejeki datang saat ada orang lain yang membutuhkan tenaga sekedar bersih kebun misalnya,” ujar Siti Sopiyah, Fasilitator Rumah Zakat di Desa Seren.
Situasi ini kemudian ditanggapi oleh Rumah Zakat dengan melakukan program pemberdayaan ekonomi salah satunya mengajak para ibu untuk membuat kerajinan kerai bambu. Sebagaimana nampak pada Selasa (13/10), ibu-ibu asyik merakit kerai yang terbuat dari bambu. Hal ini berlangsung di Desa Seren, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo.
Sementara itu di Cilegon, agar bisa mengelola usaha dengan baik, Fasilitator Rumah Zakat mengadakan pendampingan usaha kepada anggota UKM di Desa Berdaya Rawa Arum, Cilegon, Selasa (13/10). Pendampingan dilakukan untuk memberikan edukasi terkait Good Manufacturing Practise (GMP) pada usaha anggota binaan.
Proses dalam membuat sebuah produk terkadang belum menjadi perhatian penting bagi para anggota binaan Rumah Zakat. Saat ini, pendampingan yang dilakukan meliputi produksi, sanitasi, ingredient, sampai dengan pelayanan serta sharing kondisi perkembangan usaha masing masing UKM anggota binaan.
Ke lima orang anggota binaan tersebut adalah Huswiroh dengan usaha anea sistik, Nihayah usaha Kue cincin, Desi usaha cilok, Fatimah usaha kacang asin dan Yuyun yang mempunyai usaha roti gabin. “Saya merasa sangat senang dan termotivasi sebagai binaan Rumah Zakat yang saat ini sudah bergabung karena selain mendapatkan bantuan modal saat ini usaha juga mendapatkan pendampingan. Terima Kasih Rumah Zakat semoga usaha saya terus maju dan berkah untuk semuanya,” ucap Huswiroh.