Ahad 18 Oct 2020 21:51 WIB

Keluarga Dosen UPN yang Positif Covid-19 Tambah Empat Orang

Belum diketahui melalui siapa paparan Covid-19 ini pertama kali menyebar.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Friska Yolandha
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terus melakukan tracing atas kasus meninggalnya dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yang positif Covid-19. Setelah istrinya, ada empat anggota keluarga lain positif Covid-19.
Foto: ANTARA/Anindira Kintara
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terus melakukan tracing atas kasus meninggalnya dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yang positif Covid-19. Setelah istrinya, ada empat anggota keluarga lain positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman terus melakukan tracing atas kasus meninggalnya dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran yang positif Covid-19. Setelah istrinya, ada empat anggota keluarga lain positif Covid-19.

"Perkembangannya hari ini tambah empat yang positif dari keluarga tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, melalui pesan singkat kepada Republika.co.id, Ahad (18/10) sore.

Baca Juga

Empat kasus baru ini merupakan tambahan dari tracing Dinkes Sleman yang telah dilakukan sebelumnya. Yang mana, menemukan ada empat anggota keluarga positif, dan satu orang lagi positif, yang tidak lain merupakan istri dosen tersebut.

Sampai saat ini, belum diketahui melalui siapa paparan Covid-19 ini pertama kali menyebar. Walaupun, sebelum dosen UPN tersebut meninggal, mertua dosen itu lebih dulu meninggal tanpa sempat diketahui apakah terinfeksi Covid-19.

"Sepertinya sudah bisa disebut klaster keluarga, generasi satu (G-1) tidak jelas yang mana, tapi memang sudah sampai generasi tiga (G-3)," ujar Joko.

Tracing masih pula dilakukan UPN Veteran Yogyakarta kepada civitas akademika. Pasalnya, sebelum meninggal dunia, beberapa orang sempat melayat mertua dari dosen Ilmu Administrasi Bisnis tersebut yang lebih dulu meninggal dunia.

"Tentunya, yang bertemu dengan beliaunya di jurusan dan beberapa orang yang 6 Oktober 2020 melayat di rumah duka ibu mertuanya," kata Kepala Sub Bagian Kerja Sama dan Humas UPN Yogyakarta, Markus Kusnardijanto, Rabu (14/10) lalu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement