Selasa 22 Jul 2025 08:47 WIB

Mukmin yang Masuk Neraka Bisakah Keluar? Ini Penjelasan Kiai Azaim

Neraka adalah seburuk-buruknya tempat kembali.

Ilustrasi neraka
Foto: Dok Republika
Ilustrasi neraka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, KH R Ahmad Azaim Ibrahimy menyampaikan penjelasan mendalam tentang neraka. Tempat yang penuh siksaan itu kelak tidak hanya diisi orang-orang kafir, melainkan juga Mukminin yang tidak diridhai Allah SWT lantaran mereka lebih banyak bermaksiat selama di dunia.

Di antara pelbagai kemaksiatan itu adalah jarang mendirikan shalat, mendurhakai orang tua, atau korupsi. Menurut Kiai Azaim Ibrahimy, untuk orang-orang Mukminin yang demikian masih ada harapan meraih keselamatan. Hal itu selama mereka wafat dalam keadaan beriman walau "bobot" keimanannya hanya seberat atom.

Baca Juga

“Orang kafir yang sudah berada di dalam neraka tidak ada kesempatan bagi mereka untuk selamat lagi. Selamanya di dalam neraka,” ujar Kiai Azaim dikutip dari salah satu pengajiannya yang tayangkan laman pesantrennya, Selasa (22/7/2025).

"Orang Mukmin, meskipun seberat atom imannya masih tersisa, setidaknya pernah bersyahadat Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Mungkin dia tidak pernah shalat, tidak pernah beribadah yang lainnya, tetapi pernah menyatakan keimanan. Ini masih ada harapan untuk selamat dikeluarkan dari neraka," lanjut dia menjelaskan.

Cucu pahlawan nasional KHR As'ad Syamsul Arifin ini mengatakan, kelak pada hari perhitungan, banyak Mukminin yang memperoleh syafaat dari Nabi Muhammad SAW. Bagaimanapun, Rasulullah SAW tetap memohon izin dan ridha kepada Allah agar dibolehkan memberikan syafaat kepada umatnya yang masih tersisa di neraka.

Yang termasuk dalam kategori umat Nabi Muhammad SAW ini ialah mereka yang masih memiliki iman, sekecil apa pun bobotnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement