Senin 19 Oct 2020 21:21 WIB

Pekanbaru Siapkan Lima Tempat Isolasi Pasien OTG

OTG dengan indikasi ringan maupun sedang harus isolasi di fasilitas pemerintah

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Covid-19
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyediakan lima tempat untuk lokasi isolasi bagi pasien Covid-19 berstatus orang tanpa gejala (OTG).

"Pasien positif Covid-19 berstatus OTG dengan indikasi ringan maupun sedang harus isolasi di tempat-tempat yang disediakan pemerintah," kata Wali Kota Pekanbaru Firdaus MT di Pekanbaru, Senin.

Baca Juga

Pemerintah menyediakan fasilitas isolasi bagi OTG agar pasien tidak menularkan Covid-19 ke keluarga maupun orang lain. Lima tempat isolasi dimaksud adalah Rumah Sehat di Rusunawa Rejosari, gedung Bapelkes di Tampan, gedung Diklat di Ronggowarsito, Hotel Grand Suka, dan Hotel Mutiara Merdeka.

"Gedung Bapelkes, gedung Diklat, Grand Suka, dan Mutiara Merdeka merupakan tempat isolasi OTG yang disiapkan oleh pemerintah provinsi. Sedangkan Rumah Sehat Rusunawa Rejosari serta dua hotel itu disediakan pemerintah kota," lanjut Firdaus.

Selama menjalani isolasi di tempat yang disiapkan, seluruh biaya perawatan dan kebutuhan pasien akan ditanggung oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kota. "Tidak hanya itu. Apabila yang diisolasi adalah kepala keluarganya, maka kebutuhan rumah tangga anggota lainnya akan ditanggung selama kepala keluarga menjalani perawatan," katanya.

Tentunya, lanjut dia, keluarga yang mendapat bantuan berasal dari kurang mampu. "Bantuan yang akan diberi sesuai standar yang ditetapkan pemerintah pusat," jelas Firdaus.

Ia terus mengimbau warga Pekanbaru agar mematuhi protokol kesehatan dalam menjalankan aktivitas. Dengan disiplinnya warga menjalan 4M yang jadi upaya protokol kesehatan yakni memakai masker, mencuci tangan memakai sabun, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan, maka sangat membantu pemerintah untuk bersama-sama menghentikan penyebaran wabah Covid-19.

"Kita harus terbiasa dengan pola hidup baru (PHB) menggunakan masker ke mana pun beraktivitas, setidaknya melindungi diri sendiri dan keluarga," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement