Selasa 20 Oct 2020 07:39 WIB

Gelang Khusus di Desa Siaga Komorbid

Caranya dengan jaga jarak dan mengenakan masker saat berinteraksi dengan mereka.

Tim medis memeriksa tensi warga dengan komorbid. (ilustrasi)
Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA
Tim medis memeriksa tensi warga dengan komorbid. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Eko Widiyatno, RR Laeny Sulistyawati

Covid-19 memang paling tak ramah terhadap mereka yang mempunyai penyakit penyerta atau komorbid. Terlebih, mereka ini berusia lanjut. Untuk melindungi warga yang rentan terhadap Covid- 19, Pemkab Banyumas mencanangkan Desa Siaga Komorbid.

"Upaya ini kita lakukan untuk menekan angka kematian akibat Covid-19," kata Bupati Achmad Husein, Senin (19/10). Pencanangan ini dipusatkan di Desa Danaraja Kabupaten Banyumas.

Husein menyebutkan, berdasarkan data mengenai angka kematian akibat Covid-19 di Banyumas, pasien yang meninggal akibat Covid-19 kebanyakan karena memiliki penyakit penyerta. Selain itu, ada beberapa kasus pasien meninggal karena usia yang tergolong lanjut.

Terkait hal ini, Husein menyatakan, pihaknya perlu memberikan per hatian khusus kepada para komorbid dan orang dengan lanjut usia. Upaya ini, antara lain, dengan menerapkan program Desa Siaga Komorbid.

Melalui program ini, tenaga kesehatan, pemerintah, dan masyarakat desa memberikan perhatian khusus pada warga yang termasuk kelompok komorbid dan lanjut usia. Caranya, dengan memberi tanda khusus berupa gelang.

Dengan tanda khusus ini, kata Husein, warga dan pemerintah desa yang berinteraksi dengan mereka harus ikut menjaga agar mereka tidak sampai tertular Covid-19 dari kalangan pasien tanpa gejala (OTG) yang tidak terdeteksi. Caranya, dengan menjaga jarak dan selalu mengenakan masker saat berinteraksi dengan mereka.

Petugas kesehatan dan Satgas Covid-19 tingkat desa juga akan memberikan edukasi lebih intensif kepada kelompok ini mengenai pentingnya protokol kesehatan. "Intinya, pencanangan Desa Siaga Komorbid ini dilaksanakan agar jangan sampai mereka tertular Covid-19 yang bisa berdampak pada bertambahnya jumlah kasus meninggal dunia," ujar Husein.

Berdasarkan data terakhir, Husein menyatakan, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia di Kabupaten Banyumas mencapai 19 orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar merupakan pasien yang memiliki penyakit penyerta.

Pasien terakhir yang meninggal adalah seorang ibu hamil berusia 29 tahun. Pasien ini diketahui memiliki penyakit bawaan berupa hipertensi. "Meski ibunya meninggal, namun bayinya bisa diselamatkan melalui operasi cesar," kata Husein.

Satgas Penanganan Covid-19 juga mencatat, sebanyak 80 hingga 85 persen dari total penderita Covid-19 yang tidak dapat diselamatkan merupakan kelompok lanjut usia dan yang memiliki komorbid. Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen Doni Monardo mengatakan, masyarakat Tanah Air yang terinfeksi Covid-19 tercatat lebih dari 350 ribu orang dan pasien yang wafat sudah lebih dari 12 ribu orang.

"Ini angka yang sangat besar sekali. Delapan puluh sampai 85 persen angka kematian Covid-19 adalah pasien kelompok rentan, yaitu lansia dan mereka yang punya penyakit penyerta," ujar Doni.

Ia meminta semua pihak harus menyadari bahwa Covid-19 bukan ditularkan oleh hewan sebagaimana virus flu babi atau flu burung. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Tanah Air untuk betul-betul menjaga lingkungan di sekitarnya. Sebab, kelompok yang rentan terpapar Covid-19 ini yang menghadapi kondisi berbahaya. (ed:mas alamil huda)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement