Selasa 20 Oct 2020 13:47 WIB

Khofifah dan Gus Ipul Diusulkan Jadi Ketum PPP

DPW PPP Jawa Timur menyatakan Khofifah dan Gus Ipul merupakan kader PPP.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan mantan wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (kanan).
Foto: Antara/Moch Asim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kiri) dan mantan wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPP Jawa Timur Musyafak Noer mengusulkan dua nama tokoh di Jawa Timur yang layak memimpin partai berlambang kakbah. Yakni, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan mantan wakil gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul). 

“Kami sodorkan dua nama tokoh dari Jatim Bu Khofifah dan Gus Ipul untuk layak menjadi ketum PPP mendatang. Mereka berdua layak memimpin PPP di skala nasional,” ujar Musyafak di Surabaya, Selasa (20/10).

Baca Juga

Musyafak yang juga anggota DPRD Jatim itu memgaku mempunyai alasan mengusulkan Khofifah dan Gus Ipul. Khofifah dianggap pernah menjadi anggota PPP, dan sampai sekarang belum keluar dari partai tersebut. 

Ketua Muslimat NU itu juga pernah tercatat sebagai anggota DPR RI dari fraksi PPP periode 1995-1999. "Begitu juga Gus Ipul yang sampai saat ini masih tercatat kader PPP,” ujarnya. 

Selain Gus Ipul dan Khofifah, kata Musyafak, beberapa nama juga berpeluang untuk memimpin PPP ke depan. "Selain Gus Ipul, Khofifah, ada nama Suharso Monoarfa hingga Arsul Sani dan sejumlah tokoh lainnya juga berpeluang memimpin PPP," kata dia. 

Sejauh ini, kata dia, yang sudah mulai bergerak ke beberapa DPW PPP se-Indonesia untuk mengumpulkan dukungan adalah Suharso Monoarfa. Harso diakuinya mulai memaparkan program-program yang akan dijalankannya jika terpilih menjadi Ketum PPP.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dijadwalkan segera menggelar Muktamar pada akhir 2020. Sejumlah nama kandidat ketua umum pun mulai muncul seperti Suharso Monoarfa, Arsul Sani, dan Zainut Tauhid Sa’adih.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement