Rabu 21 Oct 2020 16:44 WIB

 Masa Panen Berakhir, Harga Gabah Petani Diprediksi Naik

Saat ini, harga di tingkat petani lebih tinggi dibandingkan HPP.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Panen padi di Blok Ki Buyut Depong, Desa Terusan, Kecamatan Sidang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar. Harga gabah musim gadu saat ini diprediksi akan terus naik.
Foto: Agus Yulianto/Republika
Panen padi di Blok Ki Buyut Depong, Desa Terusan, Kecamatan Sidang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jabar. Harga gabah musim gadu saat ini diprediksi akan terus naik.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Masa panen untuk musim tanam gadu di Kabupaten Indramayu, hampir seluruhnya telah berakhir. Harga gabah pun diprediksi akan terus mengalami kenaikan.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu Sutatang menyebutkan, masa panen gadu sudah dimulai sejak Agustus 2020. Saat ini, hanya sedikit daerah yang masih belum panen, seperti di wilayah Kecamatan Sukra dan Patrol.

"Di masa panen gadu, harga gabah di tingkat petani sebenarnya tidak tinggi, tapi lumayan bagus," ujar Sutatang kepada Republika, Rabu (21/10).

Sutatang menyebutkan, untuk harga gabah kering panen (GKP), harga di tingkat petani ada di kisaran Rp 5.100 per kilogram (kg). Sedangkan harga gabah kering giling (GKG), sekitar Rp 5.500 – Rp 5.700 per kg.

Harga di tingkat petani itu lebih tinggi dibandingkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2020 tentang Penetapan HPP untuk Gabah atau Beras, GKP di tingkat petani mencapai Rp 4.200 per kg dan di penggilingan seharga Rp 4.250 per kg.

"Prediksi saya, harga gabah di tingkat petani akan terus nasik," ujar Sutatang.

Hal itu, lanjut Sutatang, sudah biasa terjadi setiap tahun. Ketika masa panen berakhir, harga gabah di tingkat petani akan mengalami kenaikan seiring stoknya yang berkurang.

Saat ini, tambah Sutatang, para petani di Kabupaten Indramayu sudah bersiap untuk memasuki musim tanam rendeng (penghujan) 2020/2021. Petani pun diimbau untuk mempercepat pelaksanaan musim tanam tersebut.

"Tapi petani belum mau memulai musim tanam sebelum melaksanakan adat desa, seperti sedekah bumi dan lainnya," ucap Sutatang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid, mengakui, selama ini, petani enggan memulai musim tanam rendeng jika belum melaksanaan adat istiadat menyambut musim tanam. Karena itu, jika memang petani akan mengadakan adat istiadat sebelum tanam, maka sebaiknya dipercepat pelaksanaannya. 

"Supaya musim tanam bisa segera dilaksanakan," tandas Takmid. Adapun target tanam di di musim tanam rendeng 2020/2021 di Kabupaten Indramayu mencapai 128 ribu hektare. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement