Rabu 21 Oct 2020 19:20 WIB

PBB: Perdagangan Dunia Perlahan Pulih

WTO memproyeksikan perdagangan global turun 9,2 persen pada 2020.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).
Foto: bea cukai
Aktivitas ekspor impor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Nilai perdagangan global akan turun tujuh hingga sembilan persen pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Proyeksi ini disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di tengah tanda-tanda rebound yang rapuh, terutama di China, pada kuartal ketiga.

Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) menyebutkan, tidak ada wilayah yang terhindar dari penurunan perdagangan dunia yang mencapai 19 persen (yoy) pada kuartal kedua. Pandemi Covid-19 yang telah menciptakan disrupsi ekonomi menjadi faktor utamanya.

Baca Juga

Seperti dilansir di Reuters, Rabu (21/10), perdagangan global sudah mulai menunjukkan pemulihan pada kuartal ketiga, meski masih mengalami kontraksi. UNCTAD memproyeksikan, pertumbuhannya sekitar 4,5 persen lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu.

"Perdagangan peralatan kantor rumah dan perlengkapan medis telah meningkat di kuartal ketiga,begitupun dengan tekstil. Sementara ada pelemahan lebih lanjut di sektor otomotif dan energi," ujarnya UNCTAD.

Tren pemulihan terutama dikarenakan adanya perbaikan pada kinerja ekspor impor China. Ekspor China meningkat tajam pada kuartal ketiga setelah jatuh pada bulan-bulan awal pandemi. Kinerjanya bahkan mencatatkan tingkat pertumbuhan hampir 10 persen dibandingkan kuartal ketiga 2019.

"Secara keseluruhan, tingkat ekspor China selama sembilan bulan pertama 2020 sudah sebanding dengan 2019 pada periode yang sama," ucap UNCTAD.

Sementara itu, permintaan China untuk produk impor pulih setelah penurunan pada kuartal kedua 2020. Tren ini bertentangan dengan ekonomi utama lain.

Pada perkiraan awal, UNCTAD memproyeksikan tren pemulihan terus berlanjut di kuartal keempat dengan angka kontraksi tiga persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy). Tapi, laporan terbaru UNCTAD menyebutkan, ketidakpastian tetap ada seiring dengan perkembangan pandemi di banyak negara.

Apabila penyebaran virus corona (Covid-19) tetap meningkat dalam beberapa bulan mendatang, UNCTAD menjelaskan, maka akan menyebabkan situasi yang memburuk bagi pembuat kebijakan. Peningkatan kebijakan pembatasan perdagangan juga berpotensi terjadi.

Pada awal bulan ini, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) meningkatkan perkiraan perdagangan barang karena adanya perbaikan pada Juni. WTO memproyeksikan, penurunan 9,2 persen pada 2020.

Tapi, WTO melihat adanya potensi perlambatan pemulihan pada tahun depan. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan lockdown lebih lanjut untuk menahan gelombang kedua Covid-19, sehingga menjadi risiko yang jelas menahan pemulihan ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement