REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi mengatakan, jumlah petani di Indonesia saat ini sekitar 33,4 juta orang. Sebanyak 25,4 juta laki-laki dan 8 juta perempuan.
"Sebagian besar petani kita masuk dalam kategori usia sudah tua dan lebih dari 70 persen hanya lulusan sekolah dasar. Jumlah petani usia milenial kurang dari 30 persen," kata Dedi dalam webinar yang digelar Fakultas Pertanian UGM, Rabu (21/10).
Ia mengatakan, dari 33,4 juta tiga persen saja petani lulusan perguruan tinggi. Padahal, jika mendominasi, tujuan pembangunan pertanian sulit dicapai yaitu menyediakan pangan masyarakat, menyejahterakan petani dan menggenjot ekspor.
Dedi menilai, mengajak pemuda terjun ke dunia pertanian sangat tidak mudah. Sebab, pertanian belum menjanjikan kesejahteraan bagi pemuda, sehingga untuk mendapatkan petani muda yang kompeten dan berdaya saing sangat sulit didapat.
"Jumlah pengusaha muda sektor pertanian kita masih relatif kurang," ujar Dedi.
Beberapa usaha pemerintah meningkatkan SDM petani dilakukan dengan menumbuhkan dan mengembangkan wirausaha muda pertanian. Kemudian, penyiapan calon pekerja kompeten, penguatan kelembagaan penyuluhan dan membangun jejaring kerja sama.
"Kita ingin pelatihan ini tidak hanya menghasilkan petani pintar budidaya tapi juga membangun mereka bisa pintar berbisnis," kata Dedi.
Guru Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, Prof Sunarru Samsi Hariadi menuturkan, sebagian besar daerah sektor pertanian belum dikembankan optimal. Jumlah angkatan kerja bidang pertanian tahun ke tahun terus alami penurunan.
"Berdasarkan data BPS, 2014 jumlah angkatan kerja pertanian 34 persen, lalu turun 31,9 persen 2017 dan 29,5 persen 2019. Artinya, masalah regenerasi ini sangat mengkhawatirkan jika tidak ditangani," ujar Sunarru.