REPUBLIKA.CO.ID, SHENZHEN -- Huawei mengumumkan kinerja bisnis hingga kuartal III 2020. Selama periode itu, Huawei menghasilkan pendapatan sebesar 671,3 miliar yuan China, jumlah itu meningkat 9,9 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sementara, margin laba bersih perseroan pada periode ini sebesar 8,0 persen. Sepanjang tiga kuartal pertama pada 2020, hasil bisnis Huawei dianggap memenuhi harapan.
"Saat dunia bergulat dengan COVID-19, rantai pasokan global Huawei berada di bawah tekanan kuat dan produksi serta operasinya menghadapi tantangan signifikan. Perusahaan terus melakukan yang terbaik demi mencari solusi, bertahan dan maju, serta memenuhi kewajibannya kepada pelanggan dan pemasok," kata Huawei dilansir dari keterangan resminya, Jumat (23/10).
Ke depan, Huawei akan memanfaatkan kekuatannya dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti Artificial Inteligence (AI), cloud, 5G, dan komputasi. Ini guna memberikan solusi berbasis skenario, mengembangkan aplikasi industri, dan melepaskan nilai jaringan 5G bersama mitranya.
Sasarannya yakni membantu perusahaan mengembangkan bisnis mereka dan membantu pemerintah meningkatkan industri dalam negeri. Sekaligus memberi manfaat kepada konstituen dan meningkatkan tata kelola secara keseluruhan.
Huawei menilai, TIK telah menjadi landasan masyarakat modern dan pendorong utama di balik pembangunan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan. Huawei percaya, perkembangan yang cepat dan sehat dalam industri TIK akan bergantung pada kolaborasi terbuka dan rasa saling percaya di seluruh industri global.
Maka Huawei akan terus bekerja sama dengan mitra globalnya dan menggunakan teknologi TIK yang inovatif. Hal itu demi menciptakan nilai yang lebih besar bagi pelanggan di tengah situasi kompleks yang sedang dihadapi. Perusahaan akan terus berkontribusi dan merespons pandemi, pertumbuhan ekonomi, serta kemajuan sosial.