REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Di sela Menteri Pertahanan (Menhan) RI Letjen (Purn) Prabowo Subianto Djodohadikusumo bertemu Menhan Turki Menhan Jenderal (Purn) Hulusi Akar di Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Turki, Kota Ankara, Jumat (23/10), muncul kabar gembira bagi penguatan alutsista TNI.
Daily Sabah menginformasikan, TNI Angkatan Laut (AL) menerima gelombang pertama pengacau dan umpan torpedo akustik buatan Turki untuk kapal selam diesel-listrik kelas Nagapasa 403 (Tipe 209/1400), begitu laporan jurnal industri pertahanan, Jumat. Nagapasa adalah satu dari tiga kapal selam yang dibeli Indonesia dari Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME), Korea Selatan.
Penerbit jurnal intelijen pertahanan dan keamanan yang berbasis di Inggris, Janes, mengatakan, dalam laporannya gelombang pertama dari umpan dan pengacau akustik buatan Aselsan tiba di Indonesia pada Kamis (22/10). Sistem penangkal torpedo itu termasuk keluarga umpan ZOKA, yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan Turki terkemuka tersebut.
Umpan dan pengacau akustik ZOKA dikembangkan Aselsan, dan tersedia untuk armada kapal selam Turki. Indonesia menjadi negara pemesan pertama untuk sistem tersebut dengan perjanjian yang diteken pada 2019.
Sistem pengacau bekerja dengan memancarkan suara yang memenuhi frekuensi pengoperasian akustik torpedo, sedangkan umpan dapat diprogram untuk mensimulasikan karakteristik akustik dan hidrografi kapal selam induknya.
Efektor ZOKA digunakan dalam sistem penanggulangan torpedo permukaan HIZIR dan sistem penghitung torpedo kapal selam Zargana, dan ada dua jenis efektor ZOKA yang berbeda, bersifat menipu dan membingungkan, di kedua sistem yang juga dikembangkan oleh Aselsan. Diketahui, Aselsan selama ini, mengembangkan sistem penanggulangan Zargana untuk melindungi kapal selam dari torpedo yang menyerang.