Ahad 25 Oct 2020 06:57 WIB

Balasan Nabi Syuaib untuk Nabi Musa Usai Membantu Putrinya

Nabi Syuaib memberi ganjaran kepada Nabi Musa AS usai gembalakan kambing.

Rep: Ali Yusuf / Red: Nashih Nashrullah
Nabi Syuaib memberi ganjaran kepada Nabi Musa AS usai gembalakan kambing. Ilustrasi Ilustrasi gembal
Foto: Pixabay
Nabi Syuaib memberi ganjaran kepada Nabi Musa AS usai gembalakan kambing. Ilustrasi Ilustrasi gembal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Setelah jauh meninggalkan negeri Mesir sampailah Musa di suatu daerah di Madyan perbatasan Hijaz dan Syam.

Di sana Musa melihat banyak orang berkumpul, antri mengambil air di sebuah sumur termasuk dua orang perempuan dan kambingnya ngantri menunggu giliran mendapat air. Kisah ini diabadikan dalam surat Al-Qashas ayat 23:

Baca Juga

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّىٰ يُصْدِرَ الرِّعَاءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ

"Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya."

Haji Bey Arifin dalam bukunya "Rangkaian Cerita Alquran Cerita Peneguh Iman" mengisahkan, setelah mendengar kesusahan yang dialami dua wanita itu, bergolaklah hati musa untuk membantu keduanya. Musa bangkit berdiri mengambil air dari sumur itu, berdasarkan dengan orang banyak, lalu diminumkan Nya kepada kambing-kambing kedua anak perempuan itu. 

Kemudian Musa menuju ke tempat yang agak Teduh lalu duduk untuk melepaskan lelahnya. Dirasakannya benar-benar pernah kau mencapai dan lapar sehingga dia memohon kepada Allah untuk di kasih atas kemiskinan dirinya itu. Kisah Musa membantu dua orang wanita itu diabadikan Al-Qashash ayat 24: فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

"Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku." 

Kedua anak perempuan itu dengan pertolongan Musa dapat pulang ke rumahnya lebih cepat dari sebelumnya, sehingga bapaknya merasa heran, lalu bertanyalah ayahnya apa penyebab mereka agak cepat pulang kali ini. 

Mendengar cerita anak-anaknya, timbullah dalam hati orang tua itu. Haji Bey mengatakan, menurut ahli-ahli sejarah, orang tua itu ialah Nabi Syu'aib ingin berkenalan dengan Musa sehingga diutuslah salah seorang dari anak perempuan itu untuk memanggil Musa datang kepadanya.  

Setelah sampai anak perempuan itu ke dekat Muda dengan malu-malu ia berkata. "Saya diutus bapak untuk memanggil mu agar engkau sudih datang ke rumahku karena bapak telah berhutang budi atas kebaikanmu yang telah menolong kami."

Musa memenuhi undangan anak perempuan yang diperintahkan bapaknya itu. Keduanya berjalan beriringan menuju rumah anak perempuan itu. Anak perempuan di belakang, sedangkan Musa di depan, untuk menjaga kehormatan kedua belah pihak.

Setibanya di rumah, dia disambut oleh Nabi Syu'aib bapak perempuan itu dengan dada yang lapang dan rasa terima kasih atas kebaikan dalam pertolongan, kemudian Musa diminta menceritakan hal ihwal dirinya. Maka Musa menceritakan dari awal sampai akhir hingga tahulah Nabi Syu'aib akan sebab dan rahasia perjalanan yang jauh itu. 

Nabi Syu'aib mendengarkan Musa dengan tenang. Tampaklah olehnya sifat-sifat baik yang ada pada Musa, Nabi Syu'aib pun menenangkan jiwa Musa dengan berkata jangan khawatir, di sini engkau akan terbebas dari pengejaran kaum yang zalim itu." 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement