Senin 26 Oct 2020 06:01 WIB

DMI Apresiasi Kampus Pencetak Imam dan Manajer Masjid

DMI menilai pemerintah perlu merespons para sarjana manajer masjid ini.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
DMI Apresiasi Kampus Pencetak Imam dan Manajer Masjid. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)
Foto: ANTARA
DMI Apresiasi Kampus Pencetak Imam dan Manajer Masjid. Foto: Kubah masjid berlafaskan Allah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengapresiasi Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah dan Komunikasi Islam (STIDKI) Ar Rahmah Surabaya yang mencetak imam dan manajer masjid. DMI menilai pemerintah khususnya Kementerian Agama (Kemenag) perlu merespon adanya para sarjana manajer masjid ini.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DMI, Imam Addaruqutni mengatakan, adanya kampus yang mencetak imam dan manajer masjid bagus. Dulu DMI sempat menyampaikan secara lisan ke Kemenag bahwa program studi (prodi) manajemen masjid lebih luas ruang lingkupnya daripada prodi manajemen haji dan umrah.

Baca Juga

"Karena masjid terus tumbuh, masyarakat juga terus tumbuh, dinamika juga ada, karena itu perlu sebuah sistem manajemen masjid yang mestinya itu menjadi program studi, ini untuk meningkatkan peran masjid di tengah masyarakat," kata Imam kepada Republika, Ahad (25/10).

Ia mengatakan, kalau ada prodi manajemen masjid tentu bagus bagi konsep memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid. Sekretaris Jenderal DMI ini menegaskan apa yang telah dilakukan STIDKI Ar Rahmah Surabaya yakni menggelar wisuda manajer masjid adalah langkah yang bagus.

DMI berharap sarjana lulusan kampus yang mencetak imam dan manajer masjid itu mendapat pengakuan dari pemerintah. Jumlah masjid di Indonesia banyak sekali, sementara pengelolaan masjid menyangkut pengelolaan umat. Maka pemerintah perlu meresponnya.

"Masjid menjadi pusat masyarakat dan umat, itu (lulusan manajemen masjid kalau ada) saya kira akan membantu secara positif bagi pengembangan masyarakat dan umat, termasuk hubungan umat dan negara," ujarnya.

Imam menilai bahwa hasil akhir dari lulusan prodi manajemen masjid adalah memakmurkan masjid dan dimakmurkan masjid. Ini akan mengarah kepada satu sistem yang lebih profesional dalam mengelola masjid. Sehingga masjid tidak dikelola apa adanya oleh orang-orang yang kurang kompeten.

Akibat masjid dikelola secara biasa-biasa saja, menurutnya, umumnya masjid sekarang hanya seperti tempat ibadah. Masjid belum menjadi alat vital bagi pengembangan kekuatan masyarakat dalam kehidupannya. Jadi kalau ada prodi manajemen masjid misalnya di fakultas dakwah akan membawa hasil yang baik.

 

"Manajemen masjid luas, ada aspek fisik, ada aspek pengelolaan keuangan, ada aspek manajemen pemakmuran dalam arti pemakmuran masyarakatnya, aspek hubungan masjid dengan masyarakat, aspek pemeliharaan (dan lain-lain)," ujarnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement