Senin 26 Oct 2020 17:17 WIB

Doa dan Sholawat Alifa di Wisuda Tahfizh Nasional

Ada yang menarik di perhelatan akbar Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2020 kali ini.

Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2020
Foto: Dok PPPA Daarul Quran.
Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada yang menarik di perhelatan akbar Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2020 kali ini. Para pimpinan Daarul Qur’an justru menggelar siaran langsung daring dari Yogyakarta di Pesantren SahabatQu di Jl. Deresan, Sleman pada Kamis malam (22/10).

Pasalnya baru pada Rabu pagi (21/10) para pimpinan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur, KH Ahmad Jamil, H Anwar Sani, dan H Tarmizi baru saja pulang melayat dari Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo setelah mendengar berita duka dari Allahuyarham KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor.

Baca Juga

Keputusan siaran langsung daring Pimpinan Daarul Qur’an diambil tepat 8 jam sebelum acara berlangsung. Aula Humaira Pesantren SahabatQu dirubah menjadi studio dalam sekejap. Gerangan, keputusan Yogyakarta menjadi tempat mewisuda 428 santri Tahfizh Daarul Qur’an dari seluruh Indonesia itu perlahan memberi hikmah.

Salah satu  santri Rumah TahfidzQu Yogyakarta, Alifa Aisya (15), berjalan pelan memasuki ruang aula Humaira, lengkap dengan selendang wisuda, gamis putih, dan mahkota di kepalanya. Alifa malam itu menjadi satu-satunya peserta Wisuda Tahfizh Nasional (WTN) 2020 yang diwisuda langsung oleh seluruh pimpinan Daarul Qur’an. Dengan malu-malu Alifa diantar oleh ustadzah dan seorang temannya. Pelan-pelan Alifa maju naik ke atas panggung.

Di atas panggung, di antara empat pimpinan Daarul Qur’an, hikmah pun didapat. Doa dan sholawat Alifa dan Ibundanya agar Alifa dapat diwisuda langsung oleh Ayahanda Yusuf Mansur diijabah langsung oleh Allah SWT.

"Alifa sangat ingin bertemu dengan Ayahanda Yusuf Mansur, ustadzahnya di Pesantren SahabatQu menceritakan pada saya kalau Alifa sejak masih di Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Cikarang selalu berdoa untuk dapat wisuda di depan Ayahanda, ingin salim Ayahanda Yusuf," terang Amelda, ibunda Alifa.

Malam itu, awalnya Alifa mengikuti acara wisuda daring di asrama Pesantren SahabatQu, namun mengetahui Ayahanda Yusuf siaran langsung di aula Pesantren SahabatQu, Alifa pun langsung turun untuk menjumpai beliau tapi dicegah oleh satpam. Alifa kembali ke asramanya dengan kecewa hingga sholawat pun mulai dipanjatkan Alifa.

Amelda mengatakan kesedihannya ketika tidak bisa mendampingi anaknya wisuda daring. Melihat anak-anak lain diwisuda dengan didampingi orang tuanya sementara Alifa harus sendiri di pondok membuat dirinya begitu sedih, jarak dan kondisi yang tidak memungkinkan membuat dirinya harus mengurungkan keinginanya mendampingi Alifa.

Apalagi Alifa tidak bisa pergi dari pesantren mengingat kegiatan di pesantren harus tetap diikutinya. Akhirnya sang Ibunda hanya bisa menitipkan pesan. Amelda pun menghubungi Ayahanda Yusuf Mansur untuk memintakan doa secara khusus untuk sang putri, Alifa. Tepat saat itu Ayahanda Yusuf langsung memanggil Alifa.

Alifa terlihat begitu senang, matanya berbinar. Alifa hanya tersenyum, berkaca-kaca dan penuh haru ketika ditanya perasaannya, tak bisa dikata-kata, seperti itulah karena begitu bahagianya Alifa. "Seneng banget, alhamdulillah, aku sudah berdoa untuk ini sejak masih di Daarul Qur’an Cikarang,” jawab Alifa.

Ia sangat bersyukur karena dengan wasilah doa dan sholawatnya, dirinya dapat bertemu bahkan diwisuda oleh Ayahanda Yusuf Mansur, sosok yang begitu ia kagumi. Momen ini menjadi suntikan semangat bagi Alifa untuk terus menjaga hafalannya dan berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement