Selasa 27 Oct 2020 00:20 WIB

Seruan Boikot Produk Prancis Meluas

60 koperasi di Kuwait telah mengumumkan pemboikotan produk Prancis

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Muslim Prancis dalam sebuah unjuk rasa
Foto: Google.com
Muslim Prancis dalam sebuah unjuk rasa

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT--Seruan boikot produk-produk dari Prancis semakin meluas dengan populernya tagar #Boycottfranceproducts di Twitter. Seruan boikot ini dipicu atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang berjanji untuk tidak menyerahkan karikatur Nabi Muhammad SAW yang dibuat warga negaranya.

“Seluruh dunia Islam harus mengikuti Kuwait untuk memprotes Prancis dan serangan terbaru yang memalukan terhadap kepercayaan Muslim. #boycottfranceproducts #boycottfrance #MacronGoneMad, ” cuit salah seorang pengguna Twitter, Ansar Abbasi di akunnya seperti dilansir Khaleej Today, Ahad (25/10).

Di Kuwait, beberap postingan foro dipublikasikan di media sosial dan menunjukkan penarikan produk keju Prancis "Kiri" dan "Peppel" dari rak beberapa toko. Tercatat hingga kini, negara-negara seperti Turki, Iran, Yordania dan Kuwait telah mengutuk penerbitan karikatur Nabi Muhammad.

Organisasi Kerja Sama Islam juga mengecam pidato politik resmi yang dikeluarkan oleh beberapa pejabat Prancis dengan cara yang menyinggung hubungan Prancis-Islam dan memicu perasaan kebencian untuk keuntungan politik partisan.

Wakil Ketua Federasi Masyarakat Koperasi Kuwait, Khaled Al-Otaibi, mengatakan 60 koperasi telah mengumumkan pemboikotan produk Prancis dari 68 produk yang didistribusikan ke seluruh Kuwait.

"Kami telah memindahkan semua produk Prancis, yaitu keju, krim, dan kosmetik, dari rak koperasi dan mengembalikannya ke agen resmi merek-merek ini di Kuwait," katanya.

Kepala Travel Agencies Union, Muhammad Al-Mutairi juga mengatakan banyak perjalanan ke Prancis dihentikan sebagai respon karikatur nabi.

"Banyak agen perjalanan di Kuwait tidak lagi menyediakan layanan reservasi penerbangan ke Prancis atau reservasi hotel di sana karena gambar Nabi Muhammad yang menyinggung," ujarnya.

Seperti diketahui, Macron sebelumnya mengatakan seorang guru Prancis yang dipenggal kepalanya di awal bulan ini  dibunuh karena para orang-orang Islam ingin mengambil masa depan negaranya. Sementara guru yang meninggal, Samuel Paty, terbunuh setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara.

“Kami tidak akan melepaskan kartun, Islamis tidak akan pernah memiliki masa depan Prancis," kata Macron.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement