REPUBLIKA.CO.ID, HONGKONG -- Para peneliti mendapati beberapa spesies satwa liar tropis di dataran tinggi timur laut Qinghai-Tibet merupakan hasil migrasi 5.200 tahun yang lalu. Contohnya babi hutan dulunya mangsa utama di dataran tinggi, dimana perburuan merupakan strategi penghidupan utama hingga akhir periode Neolitikum.
Dilansir dari Xinhua pada Selasa (27/10), penelitian ini hasil kerjasama Universitas Lanzhou, Universitas Pertanian dan Kehutanan, Akademi Ilmu Pengetahuan China, Institut Relik dan Arkeologi Budaya Provinsi Gansu, dan Museum Sejarah Alam di Inggris. Tim menerapkan analisis DNA kuno pada spesimen bovid (hewan pemamah biak) dan badak yang terfragmentasi berasal dari 5.200 tahun. DNA ini diperoleh dari situs Neolitik yang terletak di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet sebelah timur laut.
Para peneliti menemukan bison tropis modern dan lembu liar hidup dalam wilayah yang membentang sejauh ke utara hingga batas Dataran Tinggi Qinghai-Tibet selama periode Neolitikum akhir. Suhu musim panas yang tinggi di akhir periode Neolitik mungkin menyebabkan hewan tropis pindah ke Dataran Tinggi Qinghai-Tibet, menurut artikel penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PNAS.
Migrasi ini memperkaya keanekaragaman satwa liar. Migrasi juga menyediakan sumber daya berburu yang melimpah bagi manusia.
Sayangnya, sejak 5.000 hingga 4.000 tahun lalu, spesies satwa liar tropis seperti bison mulai berkurang jumlahnya karena perubahan iklim dan aktivitas manusia. Bison sekarang menjadi spesies yang terancam punah.