REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Di masa lampau, orang-orang yang terinfeksi penyakit yang mewabah akan dibuang dan diasingkan di Pulau Poveglia di lepas pantai Venesia dan Lido, Italia. Lokasi tersebut hingga kini lekat dengan julukan "Pulau Hantu" karena masa lalunya yang suram dan kelam.
Menurut cerita lokal, orang-orang akan diseret ke pulau jika menunjukkan gejala wabah Black Death sekecil apapun. Black Death merupakan pandemi paling mematikan yang terjadi 1347 hingga 1351.
Pulau Poveglia memiliki luas tujuh hektare dan digunakan untuk kuburan massal. Diperkirakan ada 160 ribu jasad dibuang dan dibakar di Poveglia untuk menghentikan penyebaran penyakit pes. Konon, hingga hari ini, abu manusia dari kremasi ini mencapai lebih dari 50 persen dari tanah pulau itu.
Penjelajah perkotaan asal Inggris, Matt Nadin (40 tahun) dan Andy Thompson (54), belum lama ini menginjakkan kaki mereka di Pulau Hantu Poveglia. Mereka merekam aksi perjalanannya saat mengunjungi pulau yang hampir tak tersentuh selama beberapa dekade.
Dalam video tersebut ditunjukkan juga bagian-bagian dari bekas rumah sakit jiwa, di mana sebuah eksperimen lobotomi pada manusia pernah dilakukan di sana sekitar tahun 1920-an. Lobotomi merupakan operasi otak untuk mengatasi gangguan jiwa, prosedur yang kini dilarang karena membuat lumpuh.
Seorang dokter yang menjadi gila di rumah sakit itu akhirnya bunuh diri dengan menjatuhkan dirinya dari menara lonceng. Lebih lanjut, rekaman tersebut juga menunjukkan bagian-bagian dari bangunan yang sudah terbengkalai, kuburan massal, dan barang-barang lainnya, termasuk tempat tidur tua dan pemandian. Ada juga beberapa wadah besar yang diduga digunakan untuk membakar jenazah.
Matt, seorang salesman dari Sheffield, South Yorkshire, mengunggah rekaman tersebut ke saluran Youtubenya, Finders Beepers History Seekers. Matt sering ditemukan menjelajahi tempat-tempat bersejarah dan ditinggalkan, bersama Andy.
"Itu benar-benar menakutkan. Anda bisa melihat bahkan supir taksi ketakutan, bukan hanya pada polisi tapi juga pada tempatnya sendiri, dia tidak bisa pergi cukup cepat," ujar Matt dilansir The Sun, Rabu (28/10).