Kamis 29 Oct 2020 17:05 WIB

Laba Bank Danamon Turun Rp 1,11 Triliun

Laba didorong oleh pendapatan nonbunga dan perbaikan kualitas aset.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Bank Danamon (ilustrasi). PT Bank Danamon Indonesia Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 1,48 triliun pada kuartal tiga 2020.
Foto: Republika/Prayogi
Bank Danamon (ilustrasi). PT Bank Danamon Indonesia Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 1,48 triliun pada kuartal tiga 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Danamon Indonesia Tbk membukukan laba bersih senilai Rp 1,48 triliun pada kuartal tiga 2020. Pencapaian ini mengalami penurunan senilai Rp 1,11 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai Rp 2,59 triliun. 

Direktur Utama Bank Danamon Yasushi Itagaki mengatakan, secara kuartalan, laba Bank Danamon masih tumbuh Rp 632 miliar banding kuartal dua 2020. "Laba Bank Danamon masih didorong oleh pendapatan nonbunga dan perbaikan kualitas aset," ujar Yasushi dalam keterangan resmi, Kamis (29/10).

Baca Juga

Rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada tingkat 3,2 persen atau membaik 90 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya dan biaya kredit (cost of credit) juga membaik 54 persen secara kuartalan.

Pada kuartal ketiga tahun 2020, kinerja keuangan Bank Danamon menunjukkan perkembangan yang positif. "Hal ini menggarisbawahi kemampuan Bank Danamon untuk menghadapi iklim usaha yang menantang pada tahun ini," ucap dia.

Didukung oleh kolaborasi yang kuat dengan MUFG, kredit kepada segmen enterprise banking terus berekspansi dengan pertumbuhan sebesar 26 persen dibandingkan setahun yang lalu. Pendanaan melanjutkan tren penguatan dana murah giro dan tabungan (CASA) tumbuh 13 persen secara tahunan. 

"Pertumbuhan ini membawa rasio CASA pada tingkat yang sehat sebesar 51,5 persen," ucap Yasushi.

Pendapatan komisi (fee-based income) sebesar Rp 2,58 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini. Angka ini didukung oleh pertumbuhan dari bancassurance sebesar 23 persen dan keuntungan kegiatan tresuri melalui perdagangan marketable securities dan valuta asing yang tumbuh 109 persen. 

Rasio intermediasi makroprudensial (RIM) pada posisi 89,8 persen. "Ini menunjukkan tingkat likuiditas bank yang tinggi," kata dia.

Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) tetap menjadi salah satu yang terkuat di kelasnya setelah penetapan status sebagai Bank BUKU IV. Tercatat CAR konsolidasian sebesar 24,9 persen pada akhir September 2020 dengan modal tier-1 sebesar Rp 38,4 triliun.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement