REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden tim Liga 2, PS Hizbul Wathan Dhimam Abror Djuraid mengaku kecewa keputusan PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) yang memastikan tidak menggelar kompetisi Liga Indonesia di sisa akhir tahun ini.
"Tentu, keputusan penundaan ini sangat mengecewakan," kata Dhimam seperti dikutip dalam laman resmi klub, Sabtu (30/10).
Padahal, kata dia, PSSI sebelumnya sudah mengadakan pertemuan di Yogyakarta dengan perwakilan klub dan memutuskan bakal memutar kompetisi pada 1 November 2020 nanti.
Menurut dia, seharusnya PSSI bisa menjalin komunikasi yang bagus dengan Polri, terlebih Kemenpora dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah memberikan izin digelarnya kompetisi sehingga tinggal izin keramaian dari Polri.
”Pak Iwan Bule (Mochamad Iriawan, ketua umum PSSI) adalah jenderal polisi. Seharusnya beliau bisa melakukan komunikasi yang baik dengan Polri," ucapnya.
Abror menyampaikan sebagai insan bola, penundaan kompetisi sangat tidak mengenakkan karena sebelumnya klub-klub berharap kompetisi bisa digelar dengan kesepakatan menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Seharusnya dengan pertandingan sepak bola tanpa penonton jelas lebih mudah. Risiko penularan bisa diminalisasi. Kalau ada nonton bareng, misalnya, bisa cepat ditindak. Kalau perlu di-rapid test di lokasi. Yang reaktif langsung ditangani sesuai prosedur," kata mantan Ketua Pengda PSSI Jatim itu.
Sementara itu, Abror juga mengingatkan pada 2021 Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, dan banyak negara yang memiliki tradisi sepak bola kuat Spanyol, Brazil, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Argentina, dan Kroasia akan hadir di Indonesia."
”Ini gawe besar dan sekali seumur hidup. Harusnya kompetisi bisa jadi pra kondisi. Memang tak ada hubungan langsung, tapi kita bisa menunjukkan kepada dunia bisa mengadakan kompetisi dengan baik. Ini bukan demi siapa-siapa. Demi PSSI, demi Polri, demi Presiden, tapi demi kita bangsa Indonesia," tuturnya.