REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK - Musyawarah Nasional V Hidayatullah berakhir pada Sabtu (31/11/2020) setelah ditutup Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad. Munas antara lain menunjuk kembali Dr Nashirul Haq sebagai ketua umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah untuk masa khidmat 2020-2025.
Munas secara virtual itu digelar berpusat di Pondok Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat sejak Kamis (29/11/2020) dengan protokol kesehatan.
Dalam sambutannya, Nashirul mendorong persatuan umat Islam. Ia berharap umat Islam agar semakin cerdas, peduli, dan saling mengedepankan persamaan secara aqidah dibanding menyoal perbedaan secara furu’iyah. Ia menilai, perbedaan secara furu’iyah sejauh ini terus menguras energi, waktu, dan kesempatan umat Islam untuk lebih progressif dalam bingkai peradaban.
“Umat Islam harus move on dari budaya menguras energi, menghabiskan waktu untuk perkara-perkara perbedaan secara furu’iyah. Saatnya kita perkuat persamaan secara prinsip, dalam hal aqidah dan kekuatan membangun kekuatan umat. Karena tantangan eksternal keumatan akan bisa kita atasi jika dari internal umat Islam sendiri mengakar semangat untuk bersaudara, bersatu, dan berpadu,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Nashirul menjelaskan, sebagai ormas Islam, Hidayatullah adalah bagian dari kaum Muslimin, Hidayatullah menganut paham Ahlus Sunnah wal Jamaah, meniti manhaj nabawi.
Nashirul mengatakan, Hidayatullah sebagai bagian dari kaum Muslimin akan semakin menguatkan dan meneguhkan komitmen keumatan untuk Indonesia bermartabat.
“Langkah pertama yang kami ambil adalah dengan mengisi struktur DPP lima tahun ke depan dengan kader-kader yang memiliki integritas dan kapabilitas dalam ikut serta menjawab problematika keumatan dan kebangsaan,” ujar Nashirul.
Menurutnya, sudah saatnya segenap elemen bangsa, termasuk ormas, bersinergi, bersatu dalam hal-hal yang secara prinsip dan mendasar dibutuhkan untuk kemajuan, kemandirian dan ketangguhan bangsa dan negara.
“Kami ingin, ke depan NKRI menjadi negara yang rakyatnya memiliki harga diri, mempunyai kepercayaan diri, berdiri di atas kaki sendiri, sehingga kita dapat menyongsong masa depan Indonesia yang adil, makmur, dan berperadaban mulia di bawah naungan kasih sayang dan ridha Allah Subhanahu Wata’ala,” ujarnya berharap.
Demi terwujudnya hal itu, Hidayatullah siap berkolaborasi, silaturahim, dan bersama-sama segenap ormas Islam, cendekiawan, intelektual, pengusaha, politisi dan segenap elemen bangsa lainnya bahkan pemerintah untuk menjadikan wajah bangsa kian bermartabat.
Menurutnya, bangsa ini membutuhkan energi yang besar, tak sebatas pada sumber daya yang dikerahkan, tapi juga kondisi hati.
“Yang idealnya dan harus diupayakan bersama, ke depan sinergi, kolaborasi, dan kebersamaan terus dibangun antar segenap elemen bangsa. Sudah bukan masanya lagi, masing-masing mengedepankan ego sektoralnya. Dengan kebersamaan ini, insya Allah banyak problem besar bisa diurai ke depan,” kata dia.