Senin 02 Nov 2020 23:35 WIB

Muhammadiyah: Kemarahan Umat ke Macron Harus Tetap Terukur 

Muhammadiyah mengingatkan etika Islam dalam kritik Macron

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti  mengingatkan etika Islam dalam kritik Macron
Foto: Republika/Prayogi
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Muti mengingatkan etika Islam dalam kritik Macron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa kemarahan umat Islam terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron harus tetap terukur. Umat Islam juga diingatkan harus tetap mencerminkan akhlak Islam.

Prof Mu'ti mengatakan, bisa memahami kemarahan umat Islam terhadap Presiden Prancis. Nabi Muhammad SAW adalah figur utama dan sangat dihormati oleh umat Islam dan pemeluk agama lain. 

Baca Juga

"Akan tetapi kemarahan umat Islam terutama di ruang publik harus tetap terukur, sesuai  koridor hukum, serta mencerminkan keadaban dan keluhuran akhlak Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW," kata Prof Mu'ti kepada Republika.co.id, Senin (2/11). 

Prof Mu'ti juga menanggapi pernyataan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) yang mengecam Presiden Macron. Presiden Jokowi melihat pernyataan Macron telah melukai hati umat Muslim di seluruh dunia dan memecah-belah persatuan antarumat beragama.  

Menurut Prof Mu'ti, dalam konteks kenegaraan, pernyataan Presiden Jokowi sudah bisa dianggap cukup dan mewakili aspirasi umat Islam. "Presiden adalah kepala negara dan kepala pemerintahan sehingga aksi-aksi sebaiknya dicukupkan," ujarnya.  

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia mengecam keras pernyataan Presiden Prancis yang menghina agama Islam. "(Presiden Prancis) telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia, yang bisa memecah belah persatuan antar umat beragama di dunia di saat dunia memerlukan persatuan untuk menghadapi pandemi Covid-19," kata Jokowi dalam keterangan pers, Sabtu (31/10).   

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement