Selasa 03 Nov 2020 10:42 WIB

Usai Serangan di Wina, Polisi Minta Warga Tetap di Rumah

Akibat insiden penembakan, satu kawasan luas Wina pusat diisolasi.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Satu orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam baku tembak di Wina, Selasa (2/11).
Foto: EPA
Satu orang tewas dan beberapa lainnya cedera dalam baku tembak di Wina, Selasa (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID,WINA - Sejumlah pria bersenjata melepaskan tembakan di enam lokasi di Wina pusat yang bermula di dekat sinagoge pusat pada Senin (2/11) dan menewaskan sedikitnya satu orang serta melukai beberapa lainnya. Satu kawasan luas Wina pusat diisolasi.

Polisi mengatakan, pengerahan besar berlangsung dan mereka menembak mati salah satu tersangka. Polisi mendesak warga tinggal di rumah.

Baca Juga

Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan, rangkaian insiden itu tampaknya merupakan serangan teroris. Dia mengatakan kepada penyiar Austria ORF bahwa serangan itu diyakini dilakukan oleh beberapa orang dan keenam lokasi itu berada di sekitar jalan tempat sinagoge pusat itu berdiri.

"Saat ini, saya dapat pastikan kami percaya ini merupakan serangan teror yang nyata. Kami percaya ada beberapa pelaku. Sayangnya, ada juga beberapa orang terluka, mungkin juga tewas," ujarnya.

Polisi mengatakan di Twitter bahwa sedikitnya satu orang terbunuh dan beberapa terluka, termasuk seorang petugas polisi. ORF melaporkan bahwa 15 orang sedang dirawat di beberapa rumah sakit Wina dan tujuh di antaranya berada dalam kondisi parah.

Para pihak berwenang tak memberikan petunjuk soal identitas para penyerang atau alasan penyerangan. Presiden Prancis Emmanuel Macron yang negaranya mengalami dua serangan pisau mematikan di Paris dan Nice dalam beberapa pekan ini mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan rasa terkejut dan duka.

"Ini Eropa kita," katanya, "Musuh-musuh kita harus tahu dengan siapa mereka sedang berhadapan. Kami tak akan mundur," imbuh Macron.

Para pejabat Prancis meningkatkan keamanan setelah serangan-serangan di Paris dan Nice yang dicurigai mengandung motif-motif Islamis. Macron mengerahkan ribuan tentara untuk melindungi berbagai tempat, seperti rumah-rumah ibadah dan sekolah-sekolah. Para menteri memperingatkan serangan-serangan kalangan garis keras dapat terjadi.

Pemimpin komunitas Yahudi Oskar Deutsch mengatakan di Twitter, tak jelas apakah sinagoge, tempat ibadah kaum Yahudi, di Wina itu atau kantor-kantor yang berdampingan yang menjadi sasaran serangan Wina. Ia mengatakan, saat kejadian, tempat-tempat itu tutup.

Video-video beredar di media sosial tentang pria bersenjata sedang berlari di jalanan berbatu seraya menembak dan berteriak. Reuters belum dapat membuktikan kebenaran video-video itu.

Pada 1981 dua orang terbunuh dan 18 luka-luka selama serangan oleh dua orang Palestina di sinagoge yang sama. Pada 1985 satu kelompok ekstremis Palestina menyerang bandara Wina dengan granat tangan dan senapan serbu menewaskan tiga warga sipil.

Pada tahun-tahun belakangan, Austria terhindar dari jenis serangan skala besar yang terjadi di Paris, Berlin, dan London. Pada Agustus pihak berwenang menangkap seorang pengungsi Suriah berusia 31 tahun yang diduga berusaha menyerang seorang pemimpin komunitas Yahudi di Gratz, kota kedua negara itu. Pemimpin itu tak terluka.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement