REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG — Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) menggelar pelatihan dan sertifikasi Pertolongan Pertama Darurat atau EFR (Emergency First Response) bagi anggota ranger Taman Nasional (TN) Komodo sebagai salah satu upaya mendukung peningkatan kapasitas dan kemampuan bagi pemandu yang khusus bertugas di kawasan Taman Nasional Komodo itu.
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina saat mengatakan bahwa pelatihan dan sertifikasi dipandu langsung oleh Wadansat Brimob Polda Metro Jaya AKBP Bhakti Suhendrawan dan diikuti oleh dua orang ranger Taman Nasional Komodo, yang bertujuan untuk membekali para ranger TN Komodo dengan kemampuan pertolongan pertama pada kejadian serangan jantung.
"Ranger TN Komodo sangat memerlukan keterampilan Pertolongan Pertama Darurat (EFR) karena para ranger adalah orang pertama yang akan memberi pertolongan pertama apabila ada kejadian membahayakan manusia di kawasan TN Komodo," katanya.
Ia menjelaskan bahwa jenis wisata yang ditawarkan TN Komodo adalah wisata alam pada habitat dari satwa liar yang dilindungi seperti Komodo (Varanus Komodoensi) dan aktivitas alam seperti "trekking" sehingga berpeluang terjadinya peristiwa membahayakan manusia seperti pingsan maupun serangan jantung.
Menurut dia pelatihan dan sertifikasi itu perlu diapresiasi karena akan sangat membantu para ranger saat bertugas di lapangan saat menguide wisatawan
"Dengan sertifikasi ini, para ranger TN Komodo berarti telah siap menghadapi kejadian membahayakan manusis khususnya terkait pertolongan terhadap kejadian serangan jantung pada wisatawan. Ini tentunya akan menciptakan rasa aman kepada wisatawan yang datang berkunjung," tambah Shana.
Shana mengatakan kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya dalam mematangkan persiapan menjelang simulasi Protokol Keamanan dan Keselamatan (Safety and Security) di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang akan dilaksanakan pada 12 November 2020.
Rangkaian kegiatan simulasi ini merupakan kerja sama lintas Kementerian/Lembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melalui BOPLBF berkoordinasi dengan Kementerian dan lembaga lainnya yang terkait.
"Tujuan utama dari kegiatan simulasi ini adalah untuk meyakinkan dunia luar bahwa Labuan Bajo telah siap menerima kunjungan wisatawan dan menerapkan protokol keamanan dan keselamatan di Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP)," kata Shana.
Hajatan akbar ini mengerucut pada empat rangkaian simulasi bencana alam dan non alam yakni Gempa Bumi dan Tsunami, Pertolongan Pada Kejadian Serangan Jantung, Evakuasi Kapal Tenggelam atau Terbakar, serta Penanganan Covid-19.
Shana juga menambahkan, rangkaian simulasi dan sertifikasi ini juga sebagai bentuk persiapan Labuan Bajo sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas.
"Selain sertifikasi EFR, kawasan wisata di TN Komodo juga akan menerapkan protokol CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) sebagai bentuk pernyataan kesiapan menyambut wisatawan di era kebiasaan baru," kata Shana.
Rangkaian Simulasi Protokol Keamanan dan Keselamatan ini merupakan simulasi pertama dilakukan yang juga akan diselenggarakan pada Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) lainnya pada 2021.
Sementara itu, salah seorang ranger yang mengikuti sertifikasi, Damianus A. Teda, mengaku antusias. Damianus mengatakan sertifikasi EFR ini merupakan suatu bentuk peningkatan kapasitas dan kemampuan dari ranger TNK.
"Sertifikasi ini adalah bekal yang bagus bagi kami. Dengan sertifikasi EFR ini, kami merasa siap menerima kunjungan wisatawan."
"Kemampuan EFR ini merupakan sesuatu yang tentunya akan meningkatkan nilai tawar pariwisata yang ada di Taman Nasional Komodo. Tentunya juga terima kasih kepada pihak yang telah menyediakan sertifikasi ini kepada kami," ujar Damianus.